Pagi hari ini memang sangat cerah. Sang surya seolah tersenyum manis saat memancarkan cahayanya. Udara begitu segar. Terlebih di taman yang tertanam banyak pohon-pohon hijau. Riuh suara kicauan burung bagai suara nyanyian merdu di pagi hari.Di kursi putih panjang yang berada di bawah pohon besar terlihat seorang gadis manis bernama Mytha. Gadis yang memakai seragam putih abu-abu ini duduk sambil membaca sebuah novel yang sangat bagus. Bahkan bisa di katakan best seller yang berjudul "3600 Detik". Sembari membaca novel headset terpasang di telinga. Alunan lagu dari Geisha yang berjudul "Lumpuhkanlah Ingatanku" terdengar menggema jelas di telinga Mytha melalui headset itu.
"ehh..." Mytha tersentak kaget saat melihat keberadaan Bayu di sampingnya. "Loe Bayu kan ?? Anak kelas X-4 ??" Bayu mengangguk.
"loe ngapain disini ??" tanya Mytha sembari menutup novelnya dan melepas headsetnya.
"aku mau tanya, kamu liat Tika nggak ??" untuk menjawab pertanyaan Mytha, Bayu menulis kalimat itu di catatan kecil yang menggantung di lehernya. Kurang lebih seperti itulah cara berkomunikasi Bayu dengan teman-temannya. Tak lain dia bersekolah di sekolah normal.
"oh, Tika.. Si Tika tadi katanya mau ke kantin.. Mau sarapan.." jawab Mytha dengan diiringi dengan senyuman manis di bibir merah gadis ini.
"ya.. Makasih.." balas Bayu masih dengan cara yang sama. Tanpa ia lupa menyunggingkan senyuman di bibirnya.
"ya Allah.. Senyum aja bisa buat aku deg-degan kayak ginie.. Seandainya aku bisa ungkapin rasa aku buat dia.. Ya Allah.. Aku cuma mimpi.. Aku cuma cowok bisu yang nggak ada artinya.. Mana mungkin Mytha mau terima.. Dasar !!" batin Bayu sendu. Yah, memang. Gadis yang selama ini ia cintai. Bisa dikatakan Mytha adalah cinta pertamanya.
"aku duluan.. Maaf udah ganggu kamu.." tambah Bayu sembari beranjak dari tempat duduknya.
"santai aja.. Nggak ganggu kok.." balas Mytha sambil memasang headsetnya lagi.
Paramitha Afra. Itulah nama panjang dari Mytha. Gadis yang cantik meskipun sedikit tomboy. Terlihat dari rambutnya yang dikuncir kuda. Juga bisa dilihat dari bola basket yang ada disampingnya. Wajahnya yang tak terpoles make up pun sudah terlihat sangat cantik. Terlebih lesung pipinya menambahkan point manis.
Bayu melangkahkan kakinya ke kantin sekolah untuk menemui Tika, teman satu kelasnya sekaligus sahabatnya. Atau lebih tepat satu-satunya sahabat yang ia punya. Karena keterbatasannya, banyak temannya yang menghindarinya. Yah, dia memang dikucilkan di sekolahnya. Hanya Tika yang mau berteman dengannya. Sedangkan Mytha, meskipun ia tak terlalu dekat dengan Bayu, ia sangat ramah dengan Bayu. Sikap Tika dan Mytha tak terlalu jauh berbeda, karena mereka sangat dekat dan juga mereka adalah saudara sepupu.
Pukk.. Saat menemukan keberadaan Tika, Bayu menepuk bahu sahabatnya itu. Tentu Tika yang sedang makan pun tersedak sampai batuk-batuk.
"BAYUUUUU !!" teriak Tika sangat keras. Geram. Kesal. Tentu, siapa yang tidak kesal ?? Sedang enak makan tiba-tiba ada yang mengagetinya.
"aa..aa.." (maaf..) ucap Bayu dengan bahasa isyarat. Cengengesan. Selain Bi Sum masih ada satu orang yang bisa mengerti bahasa isyarat, yaitu Tika.
"kamu tu bisa nggak sich, nggak usah ganggu hidup orang ?? Nyebelin tau nggak ??" Tika memukul lengan Bayu pelan.
"ehh.. Emang sakit ya ??" kaget Tika melihat reaksi Bayu yang meringis sambil memegang lengannya.
"aak.. Aa..aa.." (nggak pa-pa..) jawab Bayu. Namun ia tidak bisa bohong, dari ekspresi wajahnya terlihat jika ia tengah kesakitan.
"nggak usah bohong." Tika menepis tangan Bayu, lalu membuka lengan baju Bayu. Terlihatlah luka lebam yang tampak masih baru. "udah aku duga.. Siapa yang ngelakuin ini ??" Tika.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beautiful Times In My Life
Dla nastolatkówSepasang suami isteri yang saling mencintai berharap akan kehadiran anak diantara mereka selama beberapa tahun terakhir. Tiada henti mereka memanjatkan doa kepada sangat Maha Kuasa. Hingga akhirnya Tuhan memberikan anugerah seorang anak kecil yang s...