Aku Pulang (1)

40 9 0
                                    

Nuraini yang mengenakan baju tidur datang membuka pintu, dengan membangunkan kedua anaknya.

"Nak Fadli, Firman. Buruan bangun, sekarang waktunya sudah adzan subuh," ucap Nuraini.

"Iya Bu, sepuluh menit lagi," balas Firman. Di lain sisi, Fadli bangun dari tidurnya sembari mengucek mata.

Selepas itu, Fadli datang mengganggu Firman dengan menggelitik kakinya, lalu sambung ke bahu.

Firman terusik dan tertawa, sebab menerima kenakalan Fadli. Setelah terbangun, mereka bertiga pergi ke tempat wudhu dan menunaikan ibadah solat subuh.

Usai melaksanakan solat subuh, Firman datang membicarakan pada Nuraini. "Bu, hari ini bakalan pulang yah?" tanya nya.

"Iya, Nak. Kontrak ibu sebagai desainer sudah selesai. Ibu sudah rindu sama rumah di kampung dan ayah juga," balas Nuraini.

"Hum ... terus kita akan tinggalin rumah ini selamanya, yah bu?" tanya Fadli.

"Iya, Nak. Ibu kan sudah janji sama Paman Arif, lagi pun kita di sini hanya menumpang dan bukan rumah pribadi. Ya sudah kita sarapan dulu yuk, habis itu ibu mau kerja," ajak Nuraini.

Fadli dan Firman mengangguk saja, lalu mereka bertiga pergi dapur untuk melakukan sarapan. Selepas sarapan, Nuraini pamit pada kedua anaknya.

"Firman, Fadli tolong jaga rumah baik-baik yah. Kalau ada tamu, langsung telpon ibu," ucap Nuraini.

"Iya, Bu," balas Firman dan Fadli.

Setelah pamit, Nuraini malah mendapat pesan dari Arif.

[Assalamualaikum, selamat pagi Nur. Kau sudah siap kah?] tanya Arif.

[Wa'alaikum salam, pagi mas. Iya mas aku sudah siap, ini sudah menunggu di depan pagar rumah,] balas Nuraini.

[Ok, sebentar lagi mas nyusul yah. Ini masih di pom bensin.]

[Iya mas, hati-hati di jalan.]

***
Sepuluh menit berlalu, sebuah mobil berhenti di depan pagar rumah, kemudian Nuraini membuka pintu depan  dan duduk bersampingan dengan Arif.

"Nur, nanti malam kamu sudah siap kan?" tanya Arif.

"Emang kita mau pergi ke mana, Mas?" tanya balik Nuraini.

"Kita pergi ke KUA," balas Arif.

"Tapi, Mas. Aku belum siap, pulang dari kerja ini aku sudah berjanji dengan anak-anakku."

"Katanya, kalau kamu sudah bekerja selama lima tahun bakalan menikah dengan ku. Emang, kamu mau pergi ke mana sama anak-anak."

"Aku nggak janji lho, Mas. Kalau mas mau melamarku aku selalu bersedia, tetapi anak-anakku masih belum menerima mas. Aku mau pulang kampung, aku mau buat usaha aja selepas bekerja menjadi desainer. Lima tahun kemarin aku miskin sekali dan nggak punya modal."

Kini Arif diam saja dan menahan emosinya bergejolak, sedangkan Nuraini pura-pura nggak tau sambil menatap jalan.

Saat sampai di lokasi kerja, Nuraini meminta izin pada Arif agar tidak mengantar pulang.

"Mas, nanti kalau aku pulang, nggak usah diantar. Soalnya ada kebutuhan yang mau ku beli," ucap Nuraini.

"Lah, mengapa kau tidak mau diantar, Nur. Emang aku ada salah apa padamu? Bukannya kita bisa beli bersama seperti hari-hari kemarin," balas Arif sambil bertanya.

"Ini masalah pribadi ku, Mas. Mas nggak usah perlu ikut campur, aku takut mas."

"Hah. Aku tak mengerti apa yang kau ucap, Nur."

Nuraini hanya diam saja, ia bergegas keluar dengan mengandeng tas. Lalu datang menghampiri HRD, sebab kontrak ia bekerja sudah selesai.

Selepas berpisah dengan HRD dan beberapa karyawan di kantor, Nuraini bergegas pergi diam-diam tanpa pengetahuan Arif.

***
Satu jam kemudian, kini Arif keluar dari ruang kantor nya lalu pergi menuju ruang Nuraini. Saat berada di ruangan Nuraini, ia malah tidak menemukan keberadaan Nuraini. Tak lama Sari masuk ke dalam ruangan Nuraini untuk menyiapkan berkas.

"Sari, kau lihat Nuraini nggak?" tanya Arif.

"Lah, Kak Nur sudah pulang satu jam yang lalu, Pak," balas Sari.

"Heh. Kenapa Nur tidak pamit padaku?!" kesal Arif.

Selepas itu Arif, bergegas keluar dari ruangan Nuraini. Tak lama ia menerima pesan dari Nuraini.

[Mas Arif, terima kasih yah sudah beri rumah sementara untukku dan anak-anak ku, kuncinya aku sembunyikan di bawah pot. Aku izin pulang, yah.] Pesan Nuraini.

[Nur, kau mau pergi ke mana?] tanya Arif. Kini pesannya hanya centang satu berwarna hitam.

"Sialan?!" kesal Arif.

Aku Pulang #SHORTSTORY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang