Aku Pulang (5)

13 7 0
                                    

Suara alarm pukul tiga pagi berdering kencang, kini Arif mendadak bangun dari tidurnya. Kemudian ia bergegas pergi ke kamar mandi dengan melakukan kehidupan sehari-hari, lalu ia berjalan ke kamarnya sambil mengenakan kemeja, celana dan sepatu pentofel berwarna cokelat.

Selepas mengenakan pakaian, ia bergegas keluar sambil membawa koper dan menaiki gobar. Pada pukul setengah lima, ia sudah sampai di bandara dan menunggu pesawat sekitar pukul lima pagi.

Selama menunggu, Arif mengchat Rahma. Sebab hanya dia yang bisa membantu dirinya, untuk mencari keberadaan Nuraini, Firman dan Fadli.

[Selamat pagi, Ma. Gimana kabar Nuraini? Apakah kamu sudah melihat postingan nya?] tanya Arif.

[Selamat pagi, Mas Arif. Hum ... aku belum melihat story nya. Nanti aku kabarin kalau ada informasi mengenai Nuraini,] balas Rahma.

[Oh begitu, baiklah. Nanti aku pukul enam pagi akan pergi ke Bandar Lampung sembari mencari keberadaan Nuraini dan anak.]

[Waduh, aku nitip oleh-olehnya, Mas.]

[Siap, hehe.]

Setelah chatan dengan Rahma, sebuah pesawat baru saja mendarat di bandara.

***
Kring!

Suara alarm pukul lima pagi berdering kencang, kini Nuraini bangkit dari tidurnya, lalu membangunkan Firman dan Fadli dengan melaksanakan solat subuh.

"Nak Firman, Fadli. Ayo bangun, kita solat subuh berjamaah, yuk," panggil Nuraini sembari membangunkan kedua anaknya.

Fadli dan Firman yang tertidur nyenyak, malah di usik oleh Nuraini -- akhirnya mereka berdua mendadak bangun, lalu pergi ke kamar mandi satu per satu untuk berwudhu.

Selanjutnya, mereka bertiga menunaikan ibadah solat subuh. Selepas solat mereka bertiga bergegas pergi ke bawah, dengan mencari sarapan pagi.

Saat sampai di restoran, Nuraini meminta tiga nasi goreng spesial dan teh hangat pada waiters. Selama menunggu, Nuraini update to date lewat story WhatsApp bersama kedua anaknya dengan postingan 'menunggu sarapan di Oyo, Bandar Lampung.'

Selepas membuat postingan, seorang pramusaji datang menyajikan makanan pada mereka bertiga. Nuraini, Fadli dan Firman menyantap makanan tersebut sampai habis.

***
Satu jam kemudian, kini Arif sudah sampai di Bandara TKG. Selepas itu, ia bergegas menuruni anak tangga dan berjalan menuju bandara, sedangkan semua koper disalurkan pada bandara.

Selama menunggu koper, Arif mendapat informasi penting dari Rahma dengan mengenai keberadaan Nuraini, Firman dan Fadli.

[Mas Arif, aku dapat informasi baru mengenai Nuraini. Kini mereka bertiga berada di Oyo Bandar Lampung, sedang menunggu sarapan pas pukul enam pagi.] Pesan Rahma.

[Iyakah, jadi mereka masih ada di Bandar Lampung. Baiklah, terima kasih sudah memberitahu ku. Tolong dipantau terus, postingan Nuraini,] balas Arif.

[Baiklah, Mas.]

Selepas chatan dengan Rahma. Kini Koper Arif kebetulan sudah sampai, lalu ia bergegas pergi ke luar bandara sembari memesan gobar. Tak lama pesanan gobar yang ia pesan sudah sampai.

"Apa benar atas nama, Pak Arif?" tanya supir.

"Iya, itu saya sendiri, Pak. Ya sudah, buruan masukkan tas koper ku, Pak. Aku nggak ada waktu lama untuk berlama-lama di sini, lalu tolong antarkan segera ke Oyo Bandar Lampung?!" balas  Arif.

"Hah. Baiklah, maafkan aku, Pak." Supir itu mendadak keluar dan mengambil koper Arif, lalu dimasukkan ke belakang mobil. Sedangkan Arif duduk di depan dengan memegang gawai nya.

"Buruan, Pak. Ada seseorang yang harus ku cari?!"

"Baiklah, Pak."

***
Selepas sarapan pagi, Nuraini melihat sebuah mobil gobar yang baru saja sampai di Oyo Bandar Lampung dari lantai dua. Kemudian ia melihat Arif yang mengenakan kemeja, celana dan sepatu pentofel bewarna hitam.

"Mas Arif, mengapa ia bisa ada di sini? Bukannya aku sudah memblokir dirinya," heran Nuraini.

"Ibu, lagi ngobrolin apa?" tanya Firman.

"Nggak ada apa-apa, Nak. Kalian sudah selesai sarapan nya?" balas Nuraini, lalu ia bertanya.

"Sudah, Bu. Aku aja baru selesai," balas Firman.

"Aku juga sama," tambah Fadli.

"Ya sudah, kita kembali ke kamar yah. Terus segera mandi, lalu pulang ke rumah. Pokonya sebelum Maghrib kita sudah sampai di rumah," ajak Nuraini.

"Baiklah, Bu."

Setelah sarapan pagi, mereka bertiga bergegas kembali ke kamar, dengan melakukan agenda mandi dan mengganti pakaian, kemudian bersiap pulang.

***
Saat sampai di Oyo Bandar Lampung, kini tempat yang ia kunjungi cukup luas dan tinggi. Arif merasa kesal, ia yang berpikir bahwa tempat tersebut terlihat kecil, ternyata sangat besar.

Selepas itu ia turun dengan membayar gobar, selanjutnya ia berjalan menuju oyo, sambil mencari keberadaan Nuraini, Fadli dan Firman.

Aku Pulang #SHORTSTORY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang