Satu Jam kemudian, mereka bertiga kini sudah sampai di Kota Prabumulih. Nuraini mendadak bangun sebab mendengar suara kenek. Sedangkan Firman dan Fadli tidur menyender di bahu Nuraini.
"Oh, sudah sampai di Prabumulih, yah," ucap Nuraini sambil memperhatikan ke depan, ternyata di depan semua orang sudah berdiri untuk turun, dan ada seberapa yang tidak tinggal di Prabumulih.
Selama mobil itu berhenti, Firman pun terbangun dari tidurnya, lalu ia bertanya pada Nuraini.
"Bu, kita sudah sampai, 'kah?" tanya Firman.
"Belum, Nak. Tinggal satu jam lagi kita pulang ke rumah," balas Nuraini.
"Oh ... aku sudah mengantuk, Bu. Nanti kalau sudah sampai bangunin kami berdua."
"Iya, Nak. Ibu, akan membangunkan kalian nanti."
Di lain sisi, kini Arif baru berhenti menghadapi kereta api yang sedang melintas, mereka berdua terus mengejar Damri yang dinaiki oleh Nuraini.
"Pak, sekarang kita ada di mana?" tanya Arif.
"Sekarang ada di Prabumulih, Pak," balas supir.
"Hum ... cuman satu jam doang yah, Pak."
"Iya, Pak."
Selepas mengobrol, kereta api yang melintas sudah selesai. Kemudian travel yang dinaikan oleh berjalan dengan menyusul Damri dinaikan oleh Nuraini.
***
Satu jam berlalu, Nuraini bersama kedua anaknya sudah sampai di Simpang Niru. Kini mereka bertiga turun dari Damri, lalu seorang kenek datang membantu dengan menurunkan dua koper.Selama mereka bertiga turun dari Damri, banyak orang yang memperhatikan Nuraini bersama kedua anaknya, seperti orang baru nan sedang nyasar. Saat mereka turun dari mobil, sebuah mobil travel mendadak berhenti, kemudian Arif keluar dari mobil sembari mendekati Nuraini, Fadli dan Firman.
'Mas Arif. Astaghfirullah, aku baru sadar kalau kamu sedang berkejaran dengan Mas Arif,' batin Nuraini.
"Nur, mengapa kau pergi meninggalkan ku? Aku sudah dari kemarin mencari mu, lalu kenapa kau memblokir WhatsApp ku?" tanya Arif.
Kini Nuraini diam saja, sedangkan Firman dan Fadli kaget sambil memperhatikan Arif yang bertanya pada Nuraini.
"Maafkan aku, Mas. Alasan aku pergi meninggalkan mu, karena aku nggak mau menikah dengan mu. Aku memblokir, Mas. Sebab mas pasti selalu mengusik ku."
"Emang salahku apa? Katanya kamu jatuh cinta pada ku, terus mengapa kau pergi meninggalkan ku. Hah, aku tak mengusik mu tapi aku khawatir dengan diri mu. Ayo kita pulang aja yuk, lagi pun kau telah kuberikan rumah di Yogyakarta."
"Iya aku jatuh suka pada mu, Mas. Tapi anak-anakku belum tau apakah mereka mau menerima diri mu. Aku mau pulang ke rumah aja, Mas. Alasan aku ke Yogyakarta cuman ingin bekerja, tetapi selepas aku bekerja, aku mau kembali pulang di desa ini."
Arif pun menghela napas panjang, lalu ia mencari cara untuk mendapatkan Nuraini kembali, kebetulan ia berbicara dengan Nuraini berhadapan dengan Fadli dan Firman.
"Nak, apakah Om boleh menikahi ibu mu, sebagai ayah sambung kalian?" tanya Arif.
Kini Firman diam saja, lalu ia memikirkan lima tahun sebelum nya. Nan mana Arif telah banyak membantu pada mereka bertiga, mulai dari tempat tinggal dan kendaraan, bahkan setiap malam ia selalu mendengar ucapan Nuraini, sebab sering menyebut nama Firman.
"Iya, aku bersedia a-yah. Kami sangat membutuhkan ayah, sebab ayah sifatnya sama seperti ayah kami," balas Firman.
"Lihat, Nur. Anak-anak mu bahkan mau menerima diri ku dengan panggilan ayah. Ayolah tolong terima aku, apakah kamu tak kasihan dengan anak mu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Pulang #SHORTSTORY [TAMAT]
Short StorySquel Aku Pergi. Setelah lima tahun bekerja menjadi Desainer, Wanita berstatus single parents berencana untuk pulang ke rumah bersama kedua anaknya, ia ingin pulang membuat bisnis kecil. Namun, saat ia pulang seorang pria -- senior berstatus perjaka...