Aku Pulang (2)

26 9 0
                                    

Lima belas menit kemudian, Nuraini yang mengenakan dress panjang dan jilbab berwarna merah, Firman dan Fadli yang mengenakan kaos seragam biru -- celana jeans biru menunggu di depan pagar rumah, sambil membawa dua koper berukuran besar.

Tak lama gobar yang dipesan oleh Nuraini sudah sampai, lalu seorang supir membuka kaca mobil.

"Apa benar atas nama, Ibu Nuraini?" tanya sopir.

"Iya, Pak. Itu saya," balas Nuraini.

Sopir pun mengangguk, kemudian ia turun dari mobil, lalu memasukkan dua koper ke belakang mobil. Nuraini duduk di depan, Firman dan Fadli duduk di belakang.

Selepas memasukkan koper, sopir masuk kembali ke dalam mobil, kemudian mereka pergi ke stasiun terdekat.

Tiga puluh menit berlalu, mereka bertiga sudah sampai di tujuan. Kemudian Nuraini mengajak Fadli dan Firman masuk ke dalam stasiun, mereka bertiga memberikan tiket yang sudah lama di pesan.

Saat berada di stasiun sembari menunggu kereta api. Nuraini berfoto bersama dengan kedua anaknya dan di posting lewat story WhatsApp, ditambah dengan status 'Otw, pulang' -- menjadi sebuah pertanyaan.

Tak lama, kereta api yang mereka tunggu telah sampai. Selanjutnya Nuraini, Fadli dan Firman bergegas duduk di kereta api, lalu berangkat menuju Jakarta selama enam jam 15 menit.

***
Krit!

Sebuah mobil mendadak berhenti di depan rumah, kini Arif keluar dari mobil sambil mencari Nuraini, Fadli dan Firman. Namun ia masih tidak menemukan tanda-tanda mengenai mereka bertiga. Kini Arif sudah berkali-kali menghubungi dan sms pada Nuraini -- tak ada terjawab sama sekali, seolah Nuraini sudah memblokir diri nya.

"Ayolah, Nur. Tolong diangkat telepon sekali aja?!" kesal Arif.

Saking kesalnya dengan Nuraini, kini Arif menghubungi Rahma teman dekat Nuraini selama bekerja.

"Hallo, Ma. Nur nya, ada nggak di sana?" panggil Arif.

"Hallo juga, Mas Arif. Hum ... Nur nggak ada di sini, Mas. Emang mengapa Mas Arif mencari Nur?" tanya balik Rahma.

"Ini, aku mau cari Nuraini sama anak-anaknya. Katanya ia mau pulang, tapi aku nggak dapat kabar tentangnya. Apakah kamu bisa menolong ku?" pinta Arif.

"Maafkan aku, Mas. Hari ini aku sedang ada masalah sama Nuraini. Kemungkin ia tidak akan membalas pesan ku, tapi aku barusan lihat storynya. Bahwa ia ada di stasiun pada pukul sembilan," balas Rahma.

"Ya Allah. Ngomong-ngomong Nuraini ada di stasiun mana?"

"Aku nggak tahu, Mas. Mungkin dia masih di stasiun Yogyakarta."

"Ok, terima kasih banyak, Ma. Aku izin matiin, yah."

"Iya, Mas."

Selepas bertelponan dengan Rahma, Arif masuk ke dalam mobil dan pergi menuju stasiun Yogyakarta terdekat.

***
"Bu, kita kapan sampai ke Jakarta?" tanya Firman.

"Masih lama, Nak. Lima jam lagi," balas Nuraini. Di lain sisi, Fadli sibuk memandang kaca kereta api sambil memperhatikan sawah membentang.

"Oalah, masih lama yah. Aku masih ingat dulu dari Jakarta sampai ke Yogyakarta, naik sepeda selama enam jam, kaki kami berdua pegal sekali, Bu. Sekarang, tinggal duduk sambil naik kereta api." Firman bercerita.

"Wah, anak ibu, hebat dan pemberani. Untung kalian pak polisi itu menyebar video, kalau tidak mungkin ibu akan kesulitan untuk mencari kalian. Mulai sekarang, kalian berdua jangan tinggalin ibu yah, Nak."

"Iya, Bu." Firman memeluk Nuraini dengan erat.

***
Tiga puluh menit kemudian, Arif sudah sampai di stasiun Yogyakarta. Kini ia datang menghampiri loket.

"Permisi, Bu. Kereta api yang pergi pukul sembilan sudah berangkat belum?" tanya Arif.

"Iya, Pak. Kereta api yang pukul sembilan sudah berangkat satu jam yang lalu, Pak. Emang bapak ada perlu apa? Ada yang bisa saya bantu?" tanya petugas loket dengan ramah.

"Saya, mau cari seseorang. Ngomong-ngomong kereta api pukul sembilan pergi ke mana, Bu?"

"Dua kereta pukul sembilan, pergi ke Jakarta pak. Kira-kira pukul setengah empat bakalan tiba."

"Baiklah, terima kasih banyak, Bu. Saya izin pamit."

"Iya, Pak. Sama-sama dan hati-hati di jalan."

Usai mendapat informasi dari petugas loket, Arif mengaskan mobil ke Jakarta dengan melewati jalan tol. Sebelum pukul setengah empat ia sudah ada di stasiun kereta.

Aku Pulang #SHORTSTORY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang