01. Start

1K 45 0
                                    

𝑊𝑎𝑙𝑎𝑢𝑝𝑢𝑛 𝑙𝑒𝑙𝑎ℎ, 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑜𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎. 𝐼𝑛𝑖 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢, 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛.

-𝑆𝑎𝑑𝑒𝑤𝑎 𝑃𝑢𝑡𝑟𝑎 𝐻𝑎𝑡𝑡𝑎-

-

Di sebuah ruangan, terlihat seseorang masih bergelung pada selimut hangat nya. Menikmati nyaman nya tidur, bahkan suara kicauan burung yang terdengar tak mampu membuat nya terusik.

Dering alarm mengejutkan nya, tangan nya bergerak liar mencari dimana sumber suara itu berada. Pemuda itu mendudukkan dirinya, menatap ke arah jam dinding itu.

Ia menghela, beranjak dari kasur nya lalu bersiap untuk mandi. 20 menit ia habiskan untuk bersiap-siap, setelah siap ia mengambil ransel nya lalu keluar kamar nya.

Sepi, hening yang begitu dominan di rasakan di rumah ini. Memang ia tidak tinggal sendirian, hanya saja rumah ini lebih tepat di sebut rumah kosong tak berpenghuni. Karena pada dasarnya, rumah ini begitu sepi setiap saat.

"Sarapan lah, ibu akan pergi bekerja sebentar lagi," ucap seorang wanita paruh baya yang terlihat sudah rapi dan siap pergi.

Pemuda itu menghela napas nya, mulai menikmati sarapan sederhana nya. Menghiraukan apa yang dilakukan wanita disamping nya itu, mereka berdua sama-sama menikmati sarapan dalam diam.

-

Sadewa Putra Hatta, namanya memang cukup familiar di dengar. Nama belakang nya bukan tanda jika ia adalah anggota keluarga dari wakil presiden pertama kita, itu hanya nama saja. Ia tak memiliki sangkut paut dengan beliau, ayahnya juga tidak.

Sadewa adalah anak SMA yang baru saja menduduki bangku kelas 11,masih muda bukan?tentu saja. Ia di kenal dengan anak yang pendiam sejak menjadi anak SMA, ia juga bukan salah satu anak 𝘧𝘢𝘮𝘰𝘶𝘴 di sekolah nya.

Selain di kenal pendiam, ia juga di kenal menjadi salah satu anak yang tak pernah mendapatkan rumor kencan dengan seseorang. Aneh?tentu saja, ia tampan, putih, tinggi, bahkan pintar.

Langkah kaki nya membawa nya pergi, ia selalu berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Bukan berarti ia tak pernah naik bus atau kendaraan yang lain. Sekolah nya memang tak se dekat itu, tapi masih cukup waktu untuk nya berjalan kaki.

"Selamat pagi, Dewa." sapa seseorang, ia adalah anak dari kelas sebelah.

Gadis yang cukup di kenal banyak anak di sekolah, walaupun begitu Sadewa tak pernah benar-benar ingin mengingat namanya. Gadis yang memiliki senyuman manis, namun bagi Sadewa hanya lekukan bibir yang biasa saja.

"Berangkat bersama yuk, hari ini aku tidak di antar oleh ayah ku. Dia pergi pagi sekali hari ini untuk bekerja, boleh kan aku berjalan bersama mu?"

Katakan jika Sadewa risih, ia tahu jika gadis ini ingin sekali dekat dengan nya. Namun ia tidak suka, ia hanya ingin sendiri. Tanpa menjawab, Sadewa melangkah pergi mendahului.

Gadis itu jelas mengejar, lagipula ia sengaja mengikuti Sadewa tadi. Supaya dapat pergi ke sekolah bersama, walaupun ia harus kelelahan.

Sadewa's and his smile ||ENHYPEN SUNGHOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang