.
*****
..Satu tahun sudah sejak hari itu. Kelulusan pun sudah dilaksanakan, Sadewa hanya menunggu waktu yang ia inginkan untuk kuliah. Walaupun sejujurnya ia belum berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan lagi, tapi ia tidak ingin mengecewakan kedua orangtua angkat nya.
Kedua orangtua tua angkat Sadewa membawa nya untuk ikut mereka pindah kota, karena pekerjaan sekaligus membuka lembaran baru untuk bahagia.
Ini adalah tempat tinggal baru Sadewa, lingkungan baru dan suasana baru. Sebelum ia pindah, Nicholas sudah menangis tak karuan di depan nya sambil memohon untuk tinggal. Beruntung ada Bima yang langsung menenangkan dan menahan agar bocah itu tak semakin menjadi, Vian dan Sanu ikut membantu membereskan barang milik Sadewa sebelum pergi.
Sadewa tersenyum sendiri ketika mengingat kalimat terakhir Nicholas sebelum ia pergi hari itu.
"Jika merindukan ku,liat saja handphone mu. Ada foto ku,kau pasti akan merindukan si tampan ini. Nicholas selalu untuk mu,Sadewa. Jangan lupakan aku,kita sahabat selamanya."
Bagaimana ia bisa melupakan Nicholas jika anak itu rajin sekali spam chat kepada nya,hanya karena ia tidak aktif se detik saja sudah merasa di tinggalkan dan dilupakan.
"Sadewa!ibu memesan donat untuk mu. Turun lah dan makan donat nya,selagi ayah mu belum melihat nya."ucap ibu nya dari arah luar kamar nya.
Sadewa menoleh ke arah pintu. "Iya ibu, aku datang."jawab Sadewa.
"Donat rasa tiramisu memang luar biasa, apa ibu memiliki toko langganan yang baru?"ucap Sadewa
Wanita itu tersenyum. "Apapun untuk mu, lagipula tidak sulit menemukan toko langganan yang memberikan kualitas yang bagus."jawab ibu
Sadewa tersenyum lalu melanjutkan acara makan nya, benar-benar sore hari yang menyenangkan.
-
Sore ini sangat dingin, Sadewa pergi keluar untuk menikmati udara segar. Kota ini begitu indah menurut nya dan suasana nya sangat tenang. Sibuk berjalan-jalan, tanpa sengaja ada bola menggelinding ke arah nya.
"Oh bola siapa ini?"tanya Sadewa lalu mengambil bola itu.
"Kakak tampan, itu bola milik ku. Bolehkah aku mengambil nya kembali, aku ingin bermain."
Sadewa menoleh, di hadapan nya ada anak kecil sekitar berusia 6 tahun. Terlihat manis sekali, senyum nya begitu manis. Sadewa berjongkok di hadapan nya,tersenyum lalu mengusap pelan surai anak itu.
"Siapa nama mu?"tanya Sadewa
"Ayyi."jawab nya
Sadewa terkekeh. " Apa namamu potongan dari kata bayi?mengapa lucu sekali?"gemas nya
"Tidak,nama ku Zayyi Ayden Mawito."
"Wah nama yang indah,kamu disini dengan siapa?apa sendirian?"tanya Sadewa
"Tidak kak,aku bersama ibu ku. Tapi ibu ku sedang pergi sebentar, ibu akan kembali setelah membeli minum."jawab nya
Sadewa mengangguk mengerti,anak sekecil ini begitu pintar sekali. Sadewa pun berdiri lalu melihat ke arah depan sana,dimana ada taman bermain yang cukup luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa's and his smile ||ENHYPEN SUNGHOON
Cerita PendekHanya tentang anak SMA dan kehidupannya, mencoba untuk bertahan dari kesenduan hidup yang memenjarakan. Namun nyatanya kuat belum pernah mampu membuat nya bertahan, rasa sakit di tanggung sendiri. Menghilangkan rasa trauma yang terus mendekap, rasa...