18. GANGGUAN KECEMASAN

5.7K 164 23
                                    

Holla guys, berjumpa lagi dengan saia☺️🌷

Rajin update aku tuh, lagi banyak aliran nih wkwkwk😆

Sebelum baca, jangan lupa vote ygy😆 kalau komen aku lebih senang 😍

Baca aja tanpa ninggalin jejak pun gapapa ☺️

HAPPY READING

*
*
*

Jam menunjukkan pukul 9 pagi, dan Damian yang sudah lama terbaring di ranjang rumah sakit perlahan membuka matanya. Cowok itu mendesis lirih, memegang kepalanya yang terasa pusing saat ia hendak mengangkat kepalanya untuk duduk.

Pikiran Damian kosong, lelaki itu memandang datar langit-langit ruang inapnya. Sudah berapa lama ia tidur? Kenapa ia bisa disini? Sekiranya itu pertanyaan yang ia pikirkan.

Damian mengangkat tangannya, lalu memerhatikan lengannya yang diperban oleh kain kasa. Terakhir kali ia berada dikamar mandi, menyayat tangannya sampai tidak sadar sayatan terakhir terlalu dalam dan memotong urat nadi.

Tidak ada siapapun disini, hanya ia sendiri. Jantung Damian berdetak tidak normal, bayangan pria bengis itu melintas dikepalanya. Tubuh Damian bergetar, tak kuasa membendung rasa traumanya dengan pria itu.

Apa pria itu kembali untuk menyakitinya lagi?

Bagaimana jika pria itu ada disini?

Ia cemas sekali.

"Bunda ... orang itu kembali, dia kembali. Damian nggak mau ketemu dia lagi. Bagaimana ini?" Cowok itu meracau, ia menggigit kukunya sambil menatap awas ruang inapnya.

Dokter dan satu orang suster tiba-tiba saja masuk, mereka terkejut saat melihat Damian sudah sadar. "Kamu sudah siuman rupanya," dokter itu mendekat, dan mengernyit saat menyadari tingkah laku Damian.

"Kamu gapapa?"

Damian menggeleng, matanya menatap kedua orang itu dengan lekat. "Apa saya boleh pulang."

"Tentu jika keadaan kamu sudah membaik, tapi untuk sekarang jangan dulu."

Damian menggeram tidak setuju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Damian menggeram tidak setuju. "Saya gak mau lama-lama disini! Saya mau pulang sekarang!"

"Mas boleh pulang kalau keadaannya sudah baik." Gantian suster itu yang menjawab.

"Saya sudah lebih baik sus! Jadi tolong biarin saya pulang! Saya gak mau sendirian disini!"

"Saya takut, suster. K-kalau orang itu nanti datang bagaimana!? Nanti saya dipukuli sama dia, nanti badan saya disentuh-sentuh, n-nanti dia siksa saya lagi sus, sampai mati kayak kakak!" Damian tanpa sadar mengucapkan itu. Wajah cowok itu memucat, matanya menatap gamang ke pintu, takut orang itu berdiri disana sambil menyeringai.

DAMIAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang