Pertemuan pertama

302 24 1
                                    

Yibo duduk bersandar dengan tatapan yang menerawang jauh ke luar jendela. Dia memutar kembali ingatannya. Pada momen pertama dia bertemu dengan ayah tirinya itu hingga mereka menjadi seperti ini.

Yibo ingat jelas, jika pertemuan pertama mereka terjadi pada malam hari ketika dia akan pergi balapan liar. Saat itu, Yibo masihlah anak dibawah umur, lebih tepatnya dia masih berumur 12 tahun.

Saat itu …

*Flashback on*

“Yibo, ini Xiao Zhan. Kekasih mama, calon ayah kamu.”

Yibo hanya menatap datar sang ibu. Tanpa merespon sedikitpun dia melewati kedua orang itu. Mengambil kunci motor dan helmnya lalu berjalan ke luar rumah. Tepat sebelum dia keluar pintu, dia berkata dengan dingin.

“Bahkan abu ayah masih hangat.”

Hanya satu kalimat dengan 5 kata saja, tapi memiliki sebuah makna yang dalam. Sebuah sindiran pada sang ibu sekaligus kekasih barunya itu. Dimana secara tidak langsung dia seolah-olah mengatakan, “Dasar jalang. Bahkan suami baru meninggal beberapa minggu lalu. Belum juga lewat 40 hari, udah ada gantinya aja. Apa selama ini kau memang sudah selingkuh? Dasar murahan.”

Hubungan Yibo dan sang ibu memang tidak baik sejak ayahnya sakit—2 bulan sebelum kematiannya—namun, sang ibu tidak ingin mengurusnya. Sejak saat itu, terbentang jarak diantara mereka berduanya.

Namun, bagai pribahasa, bagaikan luka disirami garam. Atau, bagai api disirami bensin. Kebencian Yibo pada sang ibu semakin membuncah ketika wanita yang melahirkannya itu membawa pria lain ke rumahnya.

“Menjijikan.”

Yibo membanting pintu rumahnya setelah melemparkan hinaan untuk kedua insan itu.

*Flashback end”

“Sedang apa?”

Yibo tersentak kecil ketika mendengar suara berat tepat di telinganya. Dnegan refleks dia menyikut perut orang di belakangnya itu.

“Dasar iblis, menjauh dariku!” bentak Yibo pada pria yang mengagetkannya beberapa menit lalu.

“Lah?” Xiao Zhan menggelengkan kepalanya maklum. Dia sudah biasa menanggapi sikap tsundere anak tiri tercintanya itu.

“Jika dipikir-pikir, pertemuan pertama kita aneh ya.”

“Tidak aneh.”

“Aneh.”

“Tidak aneh.”

“Aneh, Zhan.”

“Tidak aneh, sayang.”

“Bagaimana tidak aneh? Pertama kali kita bertemu kau dikenalkan sebagai calon ayahku, ya memang jadi ayah tiri beneran sih. Tapi, kau malah menyukaiku dan berakhir meniduriku.”

“Tidak aneh, itu namanya takdir.”

“Nyeh! Diamlah, aku ingin tidur.”

“Cium, dulu.” Yibo sontak menghujani Xiao Zhan dengan pukulan yang tidak bisa dikatakan pelan itu.

“DASAR PAK TUA MESUM!”


FIN

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang