Fed Up

1.2K 97 13
                                    

Jungkook melemparkan tubuhnya dia atas sofa. Lengan kanannya terangkat dan menutupi keningnya. Ia menghela napas. Teringat jelas di benaknya bagaimana ekspresi sang kakak saat ia meninggalkan kediaman orang tuanya. Wajah sedih itu, ia tidak bermaksud membuatnya berekspresi seperti itu.

Ia sangat merindukan Hoseok. Sudah tiga tahun sulungya itu meninggalkannya. Ia benar-benar senang dengan kedatangan sang kakak yang sangat tiba-tiba. Tapi, Jungkook benar-benar tidak bisa berada satu ruangan dangan sang ayah. Ada rasa takut yang tercipta hanya dengan mendengar langkah kakinya saja.

Sejak kecil, Jeon Hae Jin memang membenci Jungkook. Laki-laki yang berstatus sebagai ayahnya itu selalu menatap sang putra dengan penuh kebencian. Sejak kecil Jungkook selalu mendapat tatapan dingin sementara kakaknya, Hoseok, selalu penuh dengan cinta. Jika bukan karena ketulusan hati yang dimiliki olah sang kakak dan juga ibunya, mungkin Jungkook sudah menyerah sejak lama.

Kala itu, Hoseok baru berangkat ke London dan Jungkook merengek meminta ikut. Tentu saja hal itu mendapat tentangan dari Chae Yeong. Ia tidak ingin kedua putranya pergi meninggalkan dirinya. Akhirnya Jungkook berdebat dengan sang ayah. Pemuda itu meluapkan semua perasaannya pada laki-laki yang selalu membencinya itu.

Flashback on...

"Appa selalu tidak suka dengan apapun yang kulakukan. Aku melakukan ini salah, itu salah, semuanya selalu salah. Aku tahu Appa sangat membenciku. Appa muak melihatku bahkan Appa ingin aku menghilang dari dunia ini. Alih-alih mengirim Hoseok Hyung, Appa seharusnya mengirim aku saja. Biar aku yang pergi dan menghilang dari hadapan Appa!"

Sebuah tamparan mendarat dengan kencang di pipi Jungkook dari Jeon Hae Jin hingga napasnya tak beraturan karena emosi. Pemuda itu hanya bisa terdiam dengan mata yang mengembun.

"Dasar anak tidak tahu diuntung!" umpatnya yang membuat hati Jungkook tersayat-sayat.

"Berani-beraninya kau berbicara seperti itu padaku! Jika bukan karena ibumu, aku tidak sudi menerimamu sebagai putraku. Kau membuat kebahagaianku terenggut. Kau pikir gara-gara siapa ibumu menjadi seperti itu, huh? Kau yang membuat Ibumu sakit seperti sekarang!"

"A-aku?"

"Geurae! Ibumu sakit karena melahirkanmu. Meskipun mengetahui bahwa mengandungmu sangat beresiko, ibumu tetap memilih untuk melahirkanmu ke dunia. Tapi lihatlah apa balasan yang kau berikan padanya? Benar-benar tidak tahu diri. Kau yang membuat ibumu sakit, membuat satu-satunya perempuan yang kucintai menjadi seperti ini dan kau dengan mudahnya ingin pergi dari sini? Kurang ajar!"

Jungkook benar-benar terkejut mendengar penuturan dari ayahnya. Jadi penyebab ibunya hanya bisa berbaring di kamar adalah dirinya. Air mat seketika menetes di pipi kirinya. Ia sama sekali tidak tahu. Pantas saja ayahnya itu membencinya setengah mati.

"A-aku sama sekali tidak tahu..."

"Berperilakulah sebagai anak yang baik dan lakukan apapun yang ibumu katakan! Tidak perlu merengek untuk hal yang tidak perlu. Setelah lulus kuliah kau akan meneruskan perusahaanku seperti kemauan ibumu. Jika kau terus saja menyakiti ibumu, jangan salahkan aku jika aku menghukummu! Arasseo?"

"Yeobo-ya! Mengapa kau memarahi Jungkook? Apalagi yang sudah Jungkook lakukan kali ini sampai-sampai kau memarahinya seperti ini?" tanya Chae Yeong yang tiba-tiba masuk ke ruang kerja Hae Jin sambil mengendarai kursi roda.

"Anakmu itu selalu membuatku naik darah!" jawab Hae Jin dengan kesal.

"Anak kita, Yeobo. Jungkook anak kita, bukan anakku saja."

"Setelah dia membuatmu menjadi seperti ini?" tanya Hae Jin tidak terima.

"Yeobo!"

"E-Eomma..." panggil Jungkook lirih. Chae Yeong menoleh dan mendekati sang putra dengan memutar kursi roda yang dinaikinya.

Our Destiny (KookJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang