Give up... Is it OK to Do That?

1.3K 99 13
                                    

Seokjin sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Rasa sakit di tubuhnya sudah tidak bisa lagi ia rasakan. Bahkan tamparan yang baru saja diterimanya dari sang ayah tidak bisa dirasakannya. Hati pemuda itu sudah kebas.

Kim Jae Won terlihat marah-marah di hadapan Seokjin, tapi ia bahkan tidak bisa mendengar kata-kata yang diucapkan oleh laki-laki itu. Telinganya berdengung dan kepalanya tiba-tiba terasa sakit. Dengan tidak sabar, Seokjin mendorong ayahnya agar keluar dari kamar dan menutup pintu. Kim Jae Won menggedor-gedor tidak terima pada perlakuan sang putra, tapi Seokjin tak peduli.

Pemuda itu meraih ponselnya yang ada di atas kasur, mantel dan juga kunci mobilnya yang ada di meja. Ia membuka jendela kamarnya dan turun ke halaman rumah melalui balkon. Melihat gerbang yang masih terbuka, Seokjin bergegas memasuki mobil dan melajukannya meninggalkan Mansion. Ia ingin mencari ketenangan. Dan hanya satu tempat yang bisa membuatnya tenang.

🍁🍁🍁

Han River

Waktu menunjukkan tengah malam, tapi masih banyak orang yang duduk-duduk di sekitaran sungai Han. Seokjin memilih lokasi yang paling sepi, karena ia tidak ingin berinteraksi dengan siapapun. Ia mengambil ponsel yang ada di sakunya dan membuat status di akun Instagram miliknya lalu kembali menyimpan ponselnya.

 Ia mengambil ponsel yang ada di sakunya dan membuat status di akun Instagram miliknya lalu kembali menyimpan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu menatap ke arah sungai Han yang tenang. Dinginnya angin malam yang menembus kulitnya pun tak ia hiraukan. Ia benar-benar merasa lelah. Ia ingin menghilang meninggalkan semua penat yang ada di dadanya saat ini.

Cukup lama ia berada di tempat itu sampai-sampai darah yang keluar dari luka-luka yang ada di wajahnya telah mengering. Lagi-lagi ia menghela napas panjang. Entah apa yang akan terjadi pada dirinya jika sang ayah akhirnya mendobrak pintu kamarnya yang terkunci. Ia hanya tertawa menggunakan ujung bibir. Tidak perlu membayangkannya pun, ia jelas tahu apa yang akan menanti pada dirinya.

Drrtt drrtt drrtt!

Ponsel Seokjin terdengar bergetar. Pemuda itu segera meraihnya dan mengangkat panggilan itu tanpa memperhatikan siapa yang telah menghubunginya.

"Yeoboseyo?" Jawabnya dengan suara lirih.

"Seokjin-ssi! Neo gwaenchana? Apakah terjadi sesuatu?"

Mendengar suara yang terdengar di telinganya, Seokjin seketika memandang layar ponselnya. Tertera nama Jungkook di sana.

"Yeoboseyo? Seokjin-ssi! Apa kau mendengarku?"

Suara Jungkook membuat perasaan pemuda itu terasa hangat. Baru kali ini ada seseorang yang menanyakan keadaannya.

"Eum. Aku mendengarmu."

"Apa yang terjadi, Seokjin-ssi? Mengapa kau membuat status seperti itu?"

"Jungkook-ssi..."

"Hm?"

Our Destiny (KookJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang