Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"javi.. bangun dulu sayang"
Javier perlahan terbangun mendengar suara Jerico dan usapan lembut di kepalanya
"je.. "
"kenapa? ada yang sakit??"
mata Javier memanas, sudah berapa lama dia tidak merasakan semua ini. bertahun-tahun setiap dia bangun tidur pasti langsung disambut oleh suara pertengkaran ayah dan bundanya.
"ngga ada, aku udah gapapa kok" Javier tidak ingin Jerico terus terusan khawatir
"ga percaya"
"gitu amat sama pacarnya"
"aaa diem deh.. " Jerico memelankan suaranya karna malu
"Jerico pentolan sekolah bisa malu ya ternyata?" tanya Javier sambil terkekeh
"Javier, diem!!"
"lucu banget, pacarnya siapa sih?"
"pacar kamu bukan?"
"oiya hahaha"
Javier kalo udah bucin aga bikin geli ya readers :)
"makan dulu sini, abis itu minum obat"
"suapinn~"
"manja"
"biarin"
akhirnya Jerico menyuapi Javier dengan telaten walau Javier hanya memakan separuh makanannya
"di habisin dong javv"
"gamau, pait"
"yaudah deh, minum obat aja"
"heumm"
setelah selesai meminumkan obat Javier handphone Jerico bergetar karna ada telfon masuk. Jerico yang tau siapa itu langsung mengambil handphone dan pergi keluar, menyisakan Javier yang kebingungan
setelah beberapa menit Jerico kembali masuk ke ruangan Javier
"siapa tadi? kayanya buru buru banget sampai aku ditinggal"
"ngambek kamu jav?"
"ngga" Javier menjawab singkat membuat Jerico terkekeh kecil
"Arshaka nelfon aku katanya mau kesini sama bunda kamu"
"mereka tau darimana!?"
"aku yang kasih tau jav"
"kenapa kamu kasih tau :(("
"y-ya biar aku ga dikira nyulik kamu.."
"lagi males ketemu kak shaka, masih kesel" wajah Javier merengut seperti anak kecil
