Kita (pernah) Ada

5 1 0
                                    

Aku tidak tahu pasti sejak kapan semuanya terjadi.
Awal-awal memandu kasih bersamamu terasa sangat menyenangkan.
Canda tawamu yang selalu menular membuatku ikut tergelak.

Sapaan sederhana seperti "Selamat pagi" "Kamu sedang apa?" "Aku rindu" rasanya baru kemarin aku dengar.
Hingga wanita tidak tahu diri itu datang dan mengubah semuanya.

Kontras dengan sikap mu yang mulai berubah.
Tak ada lagi canda tawa dari sang kasih.
Hangat yang dulu melekat dengan perlahan ikut lenyap.

Haruskah aku marah?
Tentu, itu sudah menjadi hak ku sebagai kekasihmu.
Aku ingin memaki saat hati mulai terasa perih.
Aku ingin menangis saat batin ikut meringis.

Wanita itu mengambil semuanya.
Dan dengan hati yang di rundung lara.
Aku bersumpah, meminta pada Tuhan, untuk karma yang lebih kejam.
Demi secercah dendam.

•=•=•

Sudut Dialog
28/01/24

Dialog BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang