"Anak-anak untuk tugas kelompok liburan musim panas nanti ibu akan menentukan kelompoknya ya, satu kelompok terdiri dari dua orang dan harus cewek cowok," Ucap seorang guru bernama Sivon yang sedang berdiri di depan kelas.
"Kenapa cewek cowok bu?" Tanya salah seorang murid yang duduk di bangku paling depan.
"Cowok di kelas ini itu sangat bandel, jika cowok sama cowok, dan cewek sama cewek, ibu jamin yang ngumpulin tugas cuma para cewek doang. Maka karena itu ibu mau kelompoknya berpasangan cowok cewek."
"Ahhh males banget."
"Untuk pembagiannya, ibu sudah menulis semua nama cowok di kelas ini di beberapa kertas kecil yang ada di meja ibu, yang cewek silakan maju dan ambil satu kertas, nama cowok di kertas yang kalian ambil adalah pasangan kelompok kalian. Silahkan," Titah sang guru.
Para gadis di kelas itu mulai maju bergiliran dari meja terdepan untuk mengambil kertas tersebut.
"Hanna, gue dapet cowok lo nih, lo dapet siapa?"
"Hah? Lo dapet Haechan?!" Tanya gadis bernama Hanna kepada teman sebangkunya dan hanya mendapat anggukan kecil.
"Bentar gue buka dulu," Ucapnya mulai membuka lipatan kertas kecil berwarna putih tersebut, "gue dapet Jisung, Cha" Ucapnya menunjukkan kertas tersebut.
"Ya okelah cowok pendiem kayak dia pasti nurut dan mudah di atur kan? Yaudah nih tukeran."
Mereka menukar kertas milik mereka berdua tanpa sepengetahuan siapa pun, pasalnya gadis bernama Acha itu mendapat nama pasangan dari teman sebangkunya, dari pada nanti ada konflik di antara mereka, jadi mereka menukar kertasnya secara diam-diam.
"Hanna sama siapa?" Tanya sang guru.
"Haechan bu!" Serunya.
"Emang kalo jodoh nggak akan kemana!" Seru Haechan kegirangan.
"Acha?"
"Ee, Jisung bu!"
"Baik, sudah ibu data dan sudah tau kelompoknya masing-masing ya, silakan di kerjakan dan selamat liburan musim panas!"
"Terima kasih!" Seru para murid.
Acha sedang merapikan tasnya dan bersiap untuk pulang, namun ia menghentikan aktifitasnya saat ada pria bongsor yang mengetuk mejanya.
Ia mendongak, menatap seorang pria berkacamata yang sedang berdiri di sebelah mejanya.
"Kenapa Ji?"
"Tugas kelompoknya mau ngerjain di mana?" Tanya pria itu.
"Mau di caffe? Besok jam 2 sore."
"Aku kurang nyaman di tempat ramai, di rumah ku aja gimana?" Pintanya.
"Iya boleh, besok aku ke rumah mu ya. Sherlock, cari aja kontakku di grup kelas, profilnya fotoku."
"Nggak usah, aku udah punya dari lama. Kalau gitu aku pulang dulu ya, sampai jumpa besok," Ujar Jisung mulai berjalan keluar kelas sambil berdada kecil.
"Punya kontakku dari lama? Aku aja nggak punya kontak dia dan nggak pernah ada kepentingan juga, buat apa dia nyimpen kontakku?" Bingungnya.
"Ya mungkin aja dia nyimpan semua kontak teman kelas, biar kalo ada apa-apa jadi gampang kan?" Ucap Hanna.
"Nggak masuk akal, tapi bodo amat lah"
"Emang lo nggak masalah deket-deket si culun itu Cha?" Tanya Haechan yang duduk di sebelah meja Hanna.
"Agak nggak enak sih, soalnya kita nggak pernah interaksi dan gue juga nggak tau sikap dia kayak gimana, tapi yang penting dia nggak pecicilan kayak lo!"