CHAPTER 8

23 4 0
                                    

[ZERO]

JUSTICE

Tahukah kamu perbedaan keadilan dan adili. Ketika suatu hal diperlakukan secara sama bagi seluruh pihak itulah yang dinamakan adil, sedang keadilan memperhitungkan faktor-faktor yang berbeda dalam situasi tertentu untuk mencapai hasil yang adil bagi semua pihak terkait.

_____________























"Rin. Bagaimana kalau kita makan dulu?"

Rindou menggelengkan kepalanya dan keluar dari kamar.

"Aku mau pergi ke taman." Ucap Rin

"Kamu mau makan di taman?" Raiden, yang mengerti maksud perkataan Rin, mengemas kotak makanannya dan menuju ke taman bersama Rin.

Mereka berdua sampai di taman, tapi ketika Raiden melihat seseorang duduk di bangku yang dituju Rin, ia mencoba mengajak Rin pergi ke tempat lain, namun ajakannya di tolak.

Rin tetap berjalan menuju bangku itu untuk meletakkan berkas berisi informasi yang diterimanya dari Kokonoi.

"Datanya.." Ucap Rin meletakan file itu di pangkuankuan orang tersebut.

"....?"

Raiden melihat ke arah orang yang menerima file dari Rin. Ada bekas luka di dagu orang tersebut semacam tergores sesuatu yang sudah lama membentuk. Dia pasti berusia sekitar 40 tahunan.

Pria itu membuka file yang diletakkan Rin di pangkuannya, dan tangannya gemetar bahkan sebelum dia bisa melewati halaman pertama.

"Bagaimana kalau kita bicara sambil makan dulu?" Ucap Raiden sambil mengulurkan kotak makanan.

Karena Raiden yang memaksa pria itu untuk ikut makan bersama, pria dengan bekas luka di dagunya itu sedikit ragu untuk memakan kotak bekal yang diterimanya.

"...Maafkan saya karena sudah merepotkan anda..." Ucap pria itu dengan menundukkan kepalanya.

Ketiganya pun menikmati makanan mereka secara hikmat.

"Ada apa?" Akhirnya Raiden mengajukan pertanyaan, saat pria itu menatap mata Rin.

"Siapa namanya?"

"Apa yang kamu maksud adalah putriku? Namanya Rindou dan aku ayahnya." Tentu saja jika dilihat dari luar. Satu-satunya kesamaan Rin dengan Raiden adalah warna mata mereka.

Pria dengan bekas luka di dagu itu membelah sumpit di bagian atas kotak makan siang.

"Saya akan makan bekal yang diberikan ayah Rin-chan." Dalam suasana yang canggung, Raiden yang berusaha untuk tidak memikirkan perasaan curiganya terhadap pria dengan bekas luka di dagunya itu.

"Rin. Bagaimana kamu bisa mengenal paman ini?" Raiden bertanya kepada Rin dengan samar tentang hubungan mereka.

"Paman ini akan segera menjadi milikku." Jawab Rin.

"Hah... milikmu?" Raiden mulai khawatir, sampai-sampai menganggap lelaki itu mungkin memiliki daya tarik seksual pada putrinya, astaga apa dia seorang pedofil penghasut?

"Siapa nama paman ini Rin?" Ucap Raiden pada Rin.

"Aku tidak tahu"

"Nama saya Daiki Natsume" Pria itu menjawab tiba-tiba.

ZERO HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang