Tidak peduli

1 0 0
                                    

Sean duduk gelisah di ruang tempat dirawatnya Audrey, sean merenung sambil menatap wajah Audrey. Wajahnya penuh kekhawatiran, karena gadis yang telah berhasil mengisi ruang dihatinya masih belum juga membuka mata.

Sean pun tidak tinggal diam, ia berusaha terus menghubungi kedua orang tua Audrey untuk mengabari mereka. Berulang kali ia mencoba menghubungi keduanya hanya penolakan yang ia dapatkan, setelah beberapa kali barulah ia mendapati telponnya yang terhubung.

" Assalamualaikum, pak, bu, saya Sean teman Audrey. Saya ingin mengabari kalau Audrey sedang berada di rumah sakit." Ucap Sean

" Waalaikumusalam, Ah itu urusan Audrey. Dia selalu menyusahkan kami. Tangani saja sendiri " ucap orang diseberang sana.

Setelah mengatakan itu sambungan telepon pun terputus.

Sean yang mendengar itu merasakan hal yang tidak dapat ia katakan, terkejut pasti. Perbincangan yang berlangsung beberapa detik itu mampu membuat Sean sadar betapa rapuhnya sosok gadis ini. Ia terus menatap sendu pada wajah gadis itu ntah lah apa yang ada didalam pikirannya.

" Saya tidak menyangka bahwa gadis seceria kamu memiliki takdir yang seperti ini, bagaimana bisa orang tua mu bisa berlaku sedingin ini padamu?" bisik Sean

" Cepatlah sadar Audrey disini saya menunggu kamu " lanjut Sean, lalu pria itu mengusap pelan kening Audrey.

Sean duduk di sisi tempat tidur Audrey, ruangan rumah sakit kini dipenuhi dengan hening yang terputus-putus oleh bunyi peralatan medis. Mata Sean terus memandang wajah pucat Audrey, berharap akan melihat kembali binar keceriaan yang memancar dari mata gadisnya yang tertutup.

Sean tidak bisa menyembunyikan rasa lelahnya. Namun, Sean tetap setia menunggu di samping Audrey. Dalam kelelahannya, matanya pun perlahan lahan tertutup .

***

Ketika mentari mulai menembus tirai kamar rumah sakit, Sean merasa tangan Audrey bergerak perlahan. Sean yang merasakan itu langsung ingin beranjak dan memanggil dokter namun, belum sempat ia beranjak tangannya telah digenggam erat.

" Sean?" bisik Audrey lemah.

" Saya disini Audrey " ucap Sean dengan senyum bahagia.

" Saya akan memanggilkan dokter untuk memeriksa kamu " lanjut Sean, lalu ia menghubungi dokter. Setelah itu Sean kembali mendatangi Audrey.

" Apa yang kamu rasakan sekarang Audrey? Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Sean.

"Aku merasa pusing sebelumnya, tapi aku pikir itu hanya kelelahan. Terima kasih, Sean, karena sudah membantuku." Jawab Audrey.

Sean yang mendengar itu hanya terdiam.

" Masih saja kau merahasiakan nya?" Batin Sean.

Tak lama dokter pun datang, Sean langsung bergeser memberikan ruang untuk para medis itu memeriksa kondisi Audrey.

Jangan lupa vote and comment yaa

AUDREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang