06

3.1K 102 5
                                    

Malam ini, Wein tak mempunyai urusan ataupun perkerjaan. Jadi, ia berinisiatif untuk mengajak Kathrine meluangkan waktu bersama.

Ding Dong

Pintu unit apartment dibuka, menunjukkan seorang wanita cantik disana.

"Kenapa?" tanya Kathrine.

Wein melangkah maju, membuat Kathrine sedikit mundur. "Lo free? Gua mau ngajak lo dinner, sayang." ujarnya, sembari memeluk pinggang kecil Kathrine.

"Sekarangg?? Gue masih pake baju tidur loh.." jawab Kathrine, memasukkan kedua tangannya ke dalam jas Wein.

"Gapapa. Siap siap aja dulu, gua tunggu" kata Wein.

"Iya.. lepasin dongg tangan lo, gue ga lari kok"

Wein sedikit melonggarkan pelukan itu.. apabila Kathrine ingin mundur, Wein langsung mengangkat tubuh Kathrine menuju kamarnya.

 apabila Kathrine ingin mundur, Wein langsung mengangkat tubuh Kathrine menuju kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————

Wein dan Kathrine berada di restaurant milik paman Wein sekarang. Wein telah menyiapkan satu ruangan khusus, hanya ada Wein dan Kathrine disitu.

Tujuannya ialah, ia hanya ingin bersama dengan Kathrine. Bukan orang lain, maka dari itu.. Wein memilih di ruangan khusus. Agar tidak terganggu.

Wein sedang mengunyah, begitu juga dengan Kathrine. "Ini enak. Tapi kayanya lebih enak lo" ucap Wein.

Kathrine menatap sinis dirinya. "Bisa ga si?? Lo tuh jangan mesum, sehari aja" ujar Kathrine.

"Ga bisa sayang. Lo tuh cantik, sexy dan hot. Gua mana bisa nahan nafsu gua sama lo, kalo deket sama lo bawaannya tegang mulu nih adik gua" ucap Wein.

Sepertinya.. Wein memilih ruangan itu agar dirinya bisa berbicara dengan frontal dengan Kathrine. ( Dirty Talk )

"Mau gue potong ga? Biar ga tegang lagi" soalan Kathrine. Wein ngeri dengan itu, "Kalo dipotong nanti, lo mau ngewe sama siapa, hmm??" Wein melontarkan pertanyaan kembali kepada Kathrine.

"Gue bisa cari yang lain kokk!" Wein tersenyum mendengar itu. Dia suka membuat Kathrine seperti ini, "Tapi ga bakal ada yang seenak servis gua. Dan ga bakal ada yang gede kaya punya gua" ujar Wein.

Kathrine terdiam. Dia memasang wajah cemberut.

"Kenapa cemberut? Mau gua cium?" goda Wein.

Wein yang melihat Kathrine meletakkan kedua alat makan ke tempatnya kembali pun mengikuti Kathrine.

"Diem. Gue mau foto"

————

Yang di posting Kathrine :

Yang di posting Kathrine :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yang di posting Wein :

Yang di posting Wein :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————

Setelah menyelesaikan dinner, Kathrine sedikit tak sadarkan diri karena terlalu banyak meminum wine tadi. Mau tak mau, Wein harus membawa Kathrine ke mansion pribadi miliknya, ia khawatir jika meninggalkan Kathrine sendirian di unit apartment nanti.

Kathrine ditidurkan di atas ranjang yang berukuran luas dan besar. Takut Kathrine tidak nyaman menggunakan dress saat tidur, Wein pun menggantinya dengan kemeja miliknya. Kathrine tidur hanya dengan kemeja berukuran besar serta celana dalam dan bra.

Setelah selesai mengganti semuanya, Wein menatap wajah cantik Kathrine saat tertidur pulas. Tak sadar, ia tersenyum.

"Heung.."

Kathrine membuka sedikit matanya. "Udah sadar?" tanya Wein.

"Peluk aku.. panas..."

Kathrine merentangkan tangannya, sembari memanyunkan bibirnya.

Wein pun tersenyum gemas. Kathrine belum sadar.

Untung sahaja Wein sudah mengganti bajunya, dia pun langsung berbaring di sebelah Kathrine, lalu memeluk tubuh mungil itu. Wein mengusap punggung Kathrine.

————

Pagi telah tiba.. Kathrine ditinggal sendirian di mansion pribadi itu. Dia mencari keberadaan Wein, namun tak ditemui. Kathrine tak sengaja menemukan satu sticky note yang ditempelkan di pintu kamar.

Pagi ini gua ada meeting.
Tunggu gua pulang ya, kalo lo
horny, check aja kotak di atas meja kerja gua
isinya vibrator. Gua beli buat lo

Jujur, Kathrine mencium aroma Wein di kemeja itu sahaja sudah horny. Dia segera pergi ke meja kerja Wein, membuka kotak yang diletakkan disana.

"The fuckk!! Dildo segede ini?!!!"

————

Segitu aja ya bebb. Chap 7 end, tapi ada bonusnya kok.. ( Spoiler ) 💋💋

PARTNER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang