04

5.8K 160 2
                                    

Hari yang membosankan, adalah hari libur. Menurut Kathrine ya.

"Aghhh! Bosen banget, mau ngewe deh!" ujar Kathrine kesal sendiri.

"Wein sibuk mulu, kerja apa gimana si??"

Kathrine yang tadinya nonton porno, beralih ke chat Wein.

Wein Caesandra

Hey, how r u? |
Gue kangen, mau diewe sama lo. |
Gue mau penis lo yang lain daripada yang lain itu |
Cepetan ksini, gue lagi sexy |

| I'm always good, Kath.
| Bentar lagi Kath, gua lagi meeting
| Jangan bikin gua horny dlu.

Voice Massage 0:12 |

Kathrine sengaja mengirim voice massage bersuarakan desahannya. Ia menunggu respon dari Wein, namun tiba tiba..

Wein Caesandra

| Bangsat, kontol gua tegang.
| Tunggu gua, gua dtg 2 menit.

Hah.. |

Kathrine sangat yakin jika permainan sex mereka akan berjalan dengan kasar dan lama.

Wein sangat susah dibuat orgasme, jadi kemungkinan besar permainan mereka akan berjalan sangat lama.

"Ga siap gue digenjot kasar" gumam Kathrine.

Ting!

Bel unit apartment nya berbunyi, Kathrine menarik nafasnya, lalu pergi membukakan pintu untuk Wein.

Greb!

"Mmphm~" desah Kathrine.

Wein dengan mudahnya mengangkat tubuh Kathrine, dia menggendong Kathrine seperti koala. Kathrine pun mengalungkan tangannya di leher Wein.

"A-Aaahhh.. Shh.."

Kebetulan, Kathrine hanya memakai kaos oversize dan celana dalam sahaja, membuat Wein mudah untuk memainkan vagina Kathrine.

"Ahh Wein.. Sakit.."

Wein menghempaskan tubuh Kathrine di sofa yang bisa dibilang lebar.

"Forgive me babe." ujar Wein dengan suara husky nya.

Cup..
Cup..
Cuphh~

Wein mengecup leher jenjang Kathrine, dan membuat tanda kemerahan disana. Tangannya menyelinap ke dalam kaos Kathrine, Kathrine tak memakai bra ditambah lagi kaos yang ia kenakan berkainkan kain nipis.

Syreekk!

Wein merobek kaos Kathrine.

"Ahh! Janganhhh kasar nghhh..!"

Wein mencekik Kathrine, sembari mulutnya berkerja menghisap nipple Kathrine dan menggigit area gundukan Kathrine.

Tangan satunya lagi, ia gunakan untuk melepas cd Kathrine.

"Aghh.. Weinhhh pelanhh~"

Wein memasukan tiga jarinya sekaligus ke dalam vagina Kathrine. Wein mengocoknya dengan tempo yang cepat.

"Anghhh..! Akuhhhh ma.. mau cumhhh!" desah Katrhine keras.

Wein pun semakin mempercepat tempo kocokan di vagina Kathrine.

Cumm~~

"Hahh.. Hahh.."

"Jilat." suruh Wein.

Kathrine menjilat ketiga jari Wein yang Wein gunakan untuk mengocok vagina Kathrine tadi.

"Cute" ujar Wein.

Wein melepas celana nya, dan juga boxer yang ia kenakan.

"Cicip punya gua babe.." perintah Wein.

Kathrine bangun, sekarang posisi Kathrine berhadapan dengan penis besar, panjang dan berurat milik Wein. Lidahnya ia julurkan, satu tangannya memegang penis Wein, dan satunya lagi memainkan twins ball Wein.

"Shh.. Ahh Kathh~" desah Wein.

Wein menggerakkan kepala Kathrine, naik turun. Penis Wein tak sepenuhnya masuk ke dalam mulut Kathrine, karena terlalu panjang.

"Fuckhh.."

Kathrine mengulum penis Wein dengan agresif.

"Gua mau cumhh~"

Tiba tiba Kathrine menghentikan aksinya. Membuat Wein menatap marah Kathrine, pipi Kathrine dipukul dengan penis Wein, pipi nya di cengkram. Penis Wein dipaksa masuk kembali ke mulut nya.

"Ahhh.. shhh.. ahhhh~~ Kath~"

"Owhhh fuckhhh!"

"Ahhh~~ Faster baby"

Cumhh~~

Wein mengeluarkan cairannya.

"Telan." perintah Wein.

Kathrine pun menelan cairan Wein. Wein mendekatkan wajahnya ke wajah Kathrine, lalu melumat bibir gadis itu.

"Mhmm~"

"Duduk di pangkuan gua"

————

Wleo wleo di bonus chap.
Dosa tanggung sendiri, jangan lupa buat vote dan comment untuk chap selanjutnya.

PARTNER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang