Wein Caesandra
Thanks for last night 💋 |
Ughh, gue mau penis lo |
Gede, panjang dan berurat || Haha, ur welcome.
| I'm here if u need me.I need u rn |
Kesini please?? Gue kangen penis lo || 5 minute bae, i'm on my way.
Kathrine tersenyum senang. Ia sungguh merindukan penis Wein, andai saja penis Wein kekal di dalam vagina nya, pikir Kathrine.
"Gue pake bunny costume kali yaa? biar menggoda" gumam Kathrine.
Baru sahaja Kathrine beranjak dari ranjangnya, bel unit apartment Kathrine berbunyi.
"Hah? Cepet banget?? Belum nyampe 5 menit loh" gumam Kathrine.
Kathrine keluar dari kamar nya, ia berjalan menuju pintu. Sebelum itu ia mengintip terlebih dahulu lewat lubang di pintu.
Ceklek!
"Mau apa lo?" tanya Kathrine pada Roy.
Disaat itu juga, Wein sampai dengan membawa satu paper bag Prada untuk Kathrine.
Melihat Kathrine menengok ke lorong, Roy pun ikutan nengok. Dan betapa terkejutnya Roy, saat ia melihat Wein yang dikenal tak mempunyai satu pun teman di kampus.
"Loh? Wein??" ujar Roy.
Kathrine melebarkan bola matanya, mengode ke Wein untuk cepat pergi. Namun Wein tak kunjung pergi, melainkan ia kendekati kedua orang itu.
"Selamat siang, Roy and.. Kathrine" ujar Wein.
"Si-Siang Wein"
"Um, gua kesini buat ngasih ini ke Kathrine. Dia udah baik gantiin baju gue yang basah kena air kemarin" kata Wein, sembari menyerahkan paper bag Prada.
Kathrine menatap Wein sejenak, setelah itu menerima pemberian dari Wein. Wein masih menatap kedua orang dihadapannya sekarang, dengan senyum.
"Ah.. gua masih ada urusan. Gua pergi dulu ya" pamit Wein.
"Iya, hati hati" ucap Roy.
"Hati hati" ucap Kathrine.
Setelah punggung Wein tak terlihat lagi di pandangan Roy dan Kathrine.
"Lo. Harus. Cerita!" paksa Roy.
"H-Hah? Apasi! Engga engga, gue ga ada waktu!" tolak Kathrine lalu menutup kembali pintu apartment nya.
"Anjing, dunia emang penuh dengan plot twist"
————
Ga jadi ngewe.
Kalo ga nyambung, maaf banget. Jangan lupa vote untuk chap selanjutnya