Part 15

5.1K 373 22
                                    

Dua insan itu saling berpelukan amat erat. Menyalurkam rasa rindu yang sudah tidak lagi bisa di tahan.

"Kenapa baru pulang sekarang? Kau tau akan menangis tiap malam karena merindukanmu" Jungwoo; lelaki manis itu memukul pelan dada dominannya.

Yang di pukul hanya terkekeh pelan.

"Aku diberi keringanan agar bisa pulang sekali seminggu. Kau senang?"

Jungwoo mengangguk antusias.

Mereka kembali berpelukan. Tapi tanpa Jungwoo tau, diam-diam Lucas menahan air matanya agar tidak menetes.

Ia begitu mencintai Jungwoo. Kesempatannya untuk bersama hanya sisa 2 kali lagi. Rasanya tidak sanggup, tapi Lucas yakin Jungwoo akan bisa bahagia.

Setelah setahun atau dua tahun, Jungwoo akan melupakannya dan kembali melanjutkan hidup dengan uang yang banyak itu.

'Tidak apa aku yang berkorban, asalkan kau bisa hidup dengan bahagia bersama putri kita'

Tapi sayangnya, pemikiran Lucas meleset. Apa yang Jungwoo katakan dahulu benar, dirinya tidak bisa hidup tanpa Lucas.

Omong-omong, bayi mereka sudah diberi nama.

Wong Jihan.

Nama yang cantik, seperti rupa-nya.

"Untuk tiga bulan ke depan, jangan kemana-mana dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk tiga bulan ke depan, jangan kemana-mana dulu. Kasus ini belum selesai, tetaplah di rumah"

"Baik, kek"

"Kau simpan dimana anggota pers itu? Sidang tersendat karena jasadnya tidak ada"

"Dia ada. Masih hidup, aku menyimpannya dengan aman"

"Kau menyekapnya, Mark? Dia bisa saja kabur dan mengadu!"

"Tidak, kek. Kakek tenang saja. Semua sudah kuatur"

Telfon pun mati.

Mark menghela nafas. Kini kaburpun Haechan, ia sudah tidak peduli lagi. Ia tidak lagi memikirkan dirinya dan kasusnya.

Ia menatap ke arah Haechan yang masih tertidur lelap. Perhelatan mereka begitu nikmat hingga si manis kelelahan. Perlahan tangan Mark tergerak untuk mengelus surai lelaki itu.

"Cantik."

Dilihatnya jam dinding, sudah menunjukan pukul 10 pagi.

"Haechan"

"Bangunlah"

"eunghh.."

Haechan melenguh sembari menggeliat saat tidur lelapnya terganggu. Ia mengerjapkan matanya dan menatap ke arah Mark seolah bertanya 'kenapa aku dibangunkan?'

Mark tersenyum.

"Ayo mandi"

Haechan hanya mengangguk saja. Mark kembali mengantar si manis menuju kamar mandi dan menungguinya di balik pintu.

(✔)PERS [Markhyuck] | END (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang