25° Sosok Ayah

53 10 0
                                    

"Anak merupakan buah anugerah yang berharga. Selagi ada usaha, rezeki akan lancar kalau menghargai anugerah pemberian dari Tuhan."

"Saya maunya, sih, properti datang secepatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya maunya, sih, properti datang secepatnya." Kevin mengangguk pasti mendengar permintaan client yang tak muluk-muluk, Dean pun demikian. Meeting hari ini berjalan cukup lancar, tak ada hambatan waktu yang molor ataupun drama lainnya. Untung saja.

Ketiga orang itu dalam lima menit akhirnya selesai membicarakan kesepakatan yang menguntungkan antara dua belah pihak. Client bernama Ando—pria yang tak jauh umurnya dengan Kevin dan Dean—pun berdiri hendak pergi, tapi saat itu juga dirinya mematung dengan sorot terkejut bercampur senang ke arah seorang bocah perempuan bersama wanita dewasa di ambang pintu restoran.

"Papa!" Bocah perempuan itu berteriak ceria, lantas berlari ke arah Ando, dalam sekejap sudah memeluk kaki jenjang milik si empu.

Sedang wanita yang disinyalir merupakan istri dari Ando bergeleng kepala saat melihat tingkah peri kecilnya yang sangat heboh. "Jangan teriak, Gwen." Bocah dengan nama Gwen itu hanya terkekeh geli melihat si Mama seperti lelah dengan sikapnya yang terlalu berisik.

"Surprise ceritanya?" tanya Ando dengan bariton berat yang bernada lembut nan hangat dirasa, lantas tanpa memikirkan pandangan orang, ia pun berjongkok dan memeluk serta mencium kening Gwen.

Kemudian Ando yang ingat dengan presensi Kevin dan Dean yang masih menatap mereka dengan seulas senyum, pun kembali berdiri masih dengan senyum hangat khas kebapakan yang kini mendominasi, berkat kedatangan Gwen. "Maaf, saya fokus sendiri."

"Enggak apa-apa, Pak. Lagian meeting juga udah selesai," ucap Dean.

Ando mengangguk, kemudian menunjuk istri dan anaknya. "Kenalin ini istri dan anak saya." Yang diperkenalkan menyambut baik, Gina selaku istri menyalami tangan Kevin dan Dean bergantian, bahkan Gwen yang tak mau kalah melakukan hal demikian, sukses membuat empat orang di sana tertawa pelan melihat tingkahnya.

"Saya pamit dulu." Seharusnya Ando yang pamit bersama keluarganya, tapi justru yang pamit adalah Dean, lebih tepatnya hendak ke toilet. Masih terjebak perang dingin membuat pria itu langsung pergi ke ruangan licin, mengabaikan keberadaan Kevin yang juga memilih diam.

"Mah, sebelum main, aku mau gulali itu." Gwen masih dengan senyum ceria yang enggan menghilang, dengan antusias menunjuk toko sebelah yang menjual aneka makanan manis. Gina yang mengerti akan waktu suaminya, pun merasa permintaan Gwen sebagai sedikit peluang bicara berbentuk pamitan untuk Ando dengan Kevin. Lantas wanita dengan rok selutut itu beranjak mengajak Gwen keluar restoran menuju toko yang dimaksud.

"Lucu, ya, anak bapak." Basa-basi dari Kevin mengudara, mengalihkan atensi Ando yang sama terpaku pada sosok Gwen.

"Saya bersyukur dapat anugerah dari Tuhan sesempurna ini." Benak Kevin dengan liar menyambungkan antara Gwen dengan buah hati dalam kandungan Mika, sama-sama anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri?

[SEGERA TERBIT] Akhir dan Takdir || Jaehyun X Mina ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang