04

1 0 0
                                    

      Aliana masih saja sedih karena kepergian Layla, dia tidak bisa berpikir kenapa raja bisa tega membunuh Layla. "Hiks hiks" Aliana kembali menangis. "Haloo, Aliana? Kenapa kau menangis? " Tanya Damian, Aliana tidak menjawabnya. "Tapi kalau dilihat lihat kau mirip dengan seseorang yang ku kenal, tapi siapa ya.. " Ucapnya sembari melihat wajah Aliana. "Pangeran anda harus kembali ke kamar" Ucap Lisa "iya".
        " Ayah saat aku melihat Aliana, aku teringat wajah seseorang, tapi aku tidak tau siapa" Ujar Damian. "Wajah siapa? " Tanya Iyan "Itu yang ingin ku tanyakan kak! , siapa ya yah?, apa ayah tahu tentang sesuatu? " Tanya nya lagi "Damian jangan pernah kau membahasnya lagi" Jawab Edward menahan amarah "Baiklah"
         "Kau memang sangat mengganggu kehidupanku Aliana" Gumam Edward yang melihat Aliana sedang bermain di taman bunga. "Yang mulia, tuan Roger Aberald ingin menemuimu yang mulia" Lapor sang prajurit "suruh dia masuk". " Salam yang mulia" Salam Roger "Ada apa? Kenapa kau ingin bertemu denganku? " Langsung Edward. "Tidak ada yang mulia, hanya saja aku teringat dulu istrimu pernah mengandung anakmu yang ke tiga kan? Jika iya, dimana  anak itu sekarang? Atau kau menyembunyikannya karena ia terlahir berbeda dari sudara saudaranya?, atau anak hasil hubungan gelap istrimu dengan pria lain? " Ucap Roger. "Kau kesini karena ada urusan atau ada hal lain? " Tanya Edward. "Ada hal lain" Ucap Roger sembari tersenyum licik. "Sebelum kau membuatku marah lebih baik kau pergi dari sini" Ucap Edward "Haha baiklah yang mulia saya pamit dulu, salam yang mulia" Pamit Roger. Edward sudah susah menahan amarahnya. Jika ia kehilangan kendali mungkin saja sekarang  Roger sudah tercincang-cincang dihadapannya.

The Magic Of AtalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang