"Suka ya lo sama dia?" Ucap Heyden
"Bukan suka lagi si, udah komplit lengkap!" Jefano tertawa sebentar sambil melirik Januar
"Nyokap nya ajah udah saling kenal" Lanjut Senan.
Januar menatap teman temannya malas, menyebalkan sekali.
"Lo ada maksud tertentu kan deketin Zea?" Senan berpindah duduk kedepan Januar, menghiraukan Jefano dan Heyden yang tengah beradu mulut.
"Lo mau tau sesuatu sen?" Ucapan Januar membuat Senan mengerutkan keningnya.
"Apa?"
"Sejak kelas 5 sekolah dasar, gue udah suka Zea, makanya gue jauhin dia" Januar menghisap rokok miliknya, dan menaruh pematiknya di atas meja.
Sambil menatap Senan yang tengah memperhatikan nya kembali.
"Dulu, gue rasa mencintai Zea adalah kekonyolan, gue anggap dia sahabat gue, dan begitu pula sebaliknya, jadi dengan hadirnya perasaan suka ke dia, gue udah perkirakan bakal banyak perubahan kita nantinya" Lanjut Januar
"Jadi lo jauhin dia karna itu?" Senan menghela nafas saat melihat Januar mengangguk menjawab pertanyaan nya.
"EMANG ELU NYA GOBLOK!" Senan berdiri, lantas mengambil jaketnya, sungguh, walaupun Jefano dan Heyden sering bertengkar dihadapannya, Senan lebih memilih mereka bertengkar setiap hari dari pada melihat ke goblok an seorang Januar.
Heyden dan Jefano langsung melirik terkejut kearah Januar, sedangkan pria yang dikatai ikut terdiam mendengar umpatan temannya itu.
Sambil tersenyum kecil, Januar kembali menghisap rokoknya yang sudah habis setengah batang.
"Yaaa, gue emang goblok sih kalo soal Zea" lirihnya.
_____"ZEEE HARI INI KAMU LATIHAN! BU RETA UDAH DATENG TUH" Helena mengusap tenggorokan nya.
Sungguh menyebalkan, dirinya harus berteriak terus untuk memanggil anak gadisnya itu.
"Valenia sama Eric perasaan gak perlu teriak deh" Helena mengendus sebal.
Sedangkan disisi lain, Zea tengah mencari kalung nya.
Kalung bertulisan namanya itu sangat berarti untuknya. Ayahnya membelikan pada ulang tahun nya yang ke 5 tahun.
"Aduh! mana sih kalung nya!" Keluh Zea.
"IBUNNNN! KALUNG ZEA MANAAAAAA" Zea menuruni tangga sambil berteriak.
Sedangkan Helena menghela nafas gusar, anak gadis nya itu benar benar ya!
"Nih!" Lengan Helena mengambil kalung yang terukir nama Zea disana.
"Kamu yang naruh kok disitu, malah lupa, dasar!" Ucap Helena sambil mendelik.
Zea hanya cengengesan tak jelas, lantas langsung berlari menuju ruang latihan pribadi miliknya.
___Satu hal yang kalian tidak tahu tentang Zea. Gadis cantik itu pintar menari. Tubuh ideal yang dimilikinya, serta kelenturan pada tubuhnya membuat Zea dapat dengan ringan menggerakkan tubuh nya.
Ditambah suaranya yang merdu, cocok sudah untuk menjadi Idol!
"Zea, kita ulang di awal ya, full out ya Ze" Ucap Reta kepada anak didik nya.
"Kak Reta, gue masih susah gerakin bagian ini" Keluh Zea.
Zea menunjukkan gerakannya, yang ia rasa belum sempurna. Sedangkan Reta terus memperhatikan posisi tubuh Zea yang meliuk lentur.
"Ze, coba lo bayangin kalo lo lagi dansa" Ucapan Reta membuat Zea terdiam, entah mengapa kepalanya langsung tertuju pada Januar.
"Shhhh" Zea mendesis pelan saat kepalanya membuat ilustrasi bahwa Januar mengajak nya berdansa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Attack - Jarzea
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU YA] Warn!!! 21+ 19+ bijak dalam membaca dan bijak dalam memilih serta mengartikan! From Love attack to JARZEA "JANUARDIO!" - teriakan melengking itu milik Zea. Zea dan Januar itu punya banyak perbedaan. Zea si banyak omong Januar si gak...