Bab. Bunda & Ibun

323 13 0
                                    

"Jadi Zea sama Januar?"

"Cocok lah mereka mah"

"GEMES BANGET, kalo mereka punya anak bakal se cakep apa ya?"

"Pasangan hot sih"

"Gila, gue kalo jadi keduanya bakal sama sama salting sih"

"Bingung mau jadi siapa, soalnya dua duanya beruntung"

"Apaansi, paling godain Januar"

"Yaelah mentang mentang primadona, kelakuan nya di anggap bener"

"Siapa tau dia jual dir--- upsss"

"Mulut kalian dijaga ya!"

Zea menundukan kepala nya, sial sekali, dirinya harus tahan hingga pulang nanti.

Zea lebih memilih jalan, kepalanya yang semula ia tundukkan kembali diangkat.

Lilina dan Renata dimana sih!

"Ze" Zea menghentikan langkahnya saat ada yang memanggil dirinya.

"Ada apa lagi sih!?" Zea menggerutu kesal pasalnya Januar kini berada disebelahnya.

"Ibun nyuruh kita bareng" Januar menaikan alis nya.

"Ibun kan nyuruh bareng kesekolah ajah bukan sampe kelas?!" Zea melipat kedua tangannya dan memasang ekspresi galak.

Walaupun sebenarnya tak terlihat galak.

"Bagi gue, kalau Ibun minta kita berdua bareng, jadinya sampe kelas lo harus gue anter" Jawab Januar

"Jan, lo kenapa sih jadi deket deket gue gini? bisa jauhan kaya sebelumnya gak?" Pinta Zea. Setelahnya gadis cantik itu memilih pergi dari sana.

Zea memegang keningnya yang sedikit pusing itu. Ingatan ingatan tentang dirinya dan Januardio dulu saat masih bersama mulai terlintas sedikit demi sedikit.

Zea tak mengerti mengapa Januar menjauhi nya lebih dulu saat kelas 5 Sekolah Dasar.

Lalu bagaimana Januar pergi tanpa dirinya. Zea harus memulai hidup sendiri dan berhenti bermain dengan Januar.

Hingga akhirnya Januar dan Zea membangun jalan nya sendiri. Namun, takdir mempertemukan keduanya kembali.

Zea berharap mereka tetap seperti orang tak saling mengenal, tetapi sikap Januar kepadanya beberapa hari lalu membuat Zea kesal dan juga, bimbang.

Ditambah, sejak kapan pria itu banyak bicara? terlihat bukan seperti Januar yang biasa.

"ayo" ucap Januar sambil menarik lengan Zea.

Sedangkan Zea hanya pasrah lengan nya di tarik oleh Januar

"JEF JEFF ITU TEMEN LU KAN?" Heyden memukul heboh lengan Jefano, sedangkan Jefano yang dipukul langsung menengok kearah tangan Heyden yang menunjuk Januar.

"Bjirr kok bisa mereka bareng!?" Tanya Jefano

"Mereka kan temenan" Ucap Lilina yang datang tiba tiba.

"BUSET, LO DATENG DARI MANA DAH" Heyden memegang dadanya terkejut. Senan hanya diam sambil menyaksikan mereka.

"Lo ajah yang gak menggunakan mata lo dengan baik" Ucap Lilina

"Heh! mata gue udah gue pake buat liat temen lo sama temen gue itu!" Heyden kepalang emosi oleh gadis cantik di depannya itu.

"Wessss, santai teman teman"

"DIAM!" Jefano yang berusaha menengahi keduanya malah kena semprot juga, Renata menggeser badannya hingga berdiri disebelah Senan sambil tertawa.

"HOHH, KALO MATA LO DIPAKE BAIK BAIK MAH GUE KELIATAN KALI, JADI LO GAK-BAKAL-KA-GET!" Sentak Lilina.

Love Attack - JarzeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang