12.
"Duh nggak perduli gue sama dia, mau jungkir balik kek dia disitu, bodo amat!!" Alana mengguling badannya kesisi lain tempat tidur. Ponselnya masih senantiasa menempel di telinganya, bisa ditebak dia sedang berbicara dengan siapa.Diseberang sana Dinda tidak lelah-lelahnya membahas tentang dia dan Gina yang masih jadi bahan pembahasan di base sekolah karena pertengkaran keduanya tempo hari. Bahkan gosip yang beredar sudah ditahap dia dan Gina bertengkar karena memperebutkan Bara.
"Ih tapi-tapi katanya si lampir tambah caper ya ke Bara? Sampai digosipin juga tuh dia, seneng pasti tuh ceting jadi artis dadakan juga disekolah." ujar Dinda sewot ditelepon.
Alana merotasikan bola matanya malas. "Iye, gak dikelas gak dimana ada aja tingkahnya, agak kesel juga gue. Gue nggak masalah dia mau caper gimana juga sumpah bodo amat gue, tapi jangan diliatin ke gue banget lah anjir, emang kalau dia dekat sama Bara kenapa? Stop jantung gue?!"
Dinda seketika terbahak mendengar ocehan Alana. Alana pun ikut tertawa merasa sudah mengeluarkan unek-uneknya barusan.
"Tapi ya menurut lo gimana tentang si Gina itu? Tiba-tiba banget loh dia jor-joran pengen deketin Bara."
"Ya gak gimana-gimana, I personally don't think she's a threat tho." Alana menghela nafas sebentar sebelum kembali melanjutkan. "I mean, menurut gue dibanding pengen dapetin Bara, Gina tuh malah kelihatan lebih terobsesi buat ngalahin gue, yang gue juga nggak ngerti kenapa dia sampai segitunya sama gue."
"Iya juga sih, kalau gue pikir-pikir Gina kan suka caper sama Bara ya dari dulu, tapi kek yaudah caper-caper fans aja gitu. Tapi sekarang malah jor-joran banget dia pas Bara digosipin sama lo."
Alana mengangguk. "Iyakan? Makanya dibanding mikirin Gina, gue malah lebih kepikiran sama Erika." ucapnya dengan nada rendah diakhir kalimat.
Suasana hening sebentar, Dinda tidak mengatakan apapun. Tampaknya dia sedang mencerna kata-kata Alana barusan.
"Hallo Din? Kok lo diem sih?" tanya Alana saat Dinda tidak juga menanggapinya.
"Lo baru aja secara nggak langsung ngomong kalau lo cemburu sama Erika kan?" ujar Dinda tiba-tiba yang membuat Alana hampir tersedak salivanya sendiri.
"Enggaaaa!! Apasih Din?!" elak Alana.
"Oh–My–God! Berarti bener kan lo juga suka sama Bara?"
Tut... Tut...
"fffffffffvckk!" Alana mematikan teleponnya sepihak, memeluk ponselnya panik.
Gadis itu menenggelamkan wajahnya di bantal lalu berteriak sekencang-kencangnya memaki dirinya sendiri. Puas berteriak dia mengangkat wajahnya, memastikan Papa dan Mamanya tidak mendengar teriakannya, lalu kembali meratapi kebodohannya yang secara tidak langsung mengakui perasaannya tentang Bara pada Dinda.
Maksudnya, Alana belum tau pasti tentang perasaannya sendiri pada Bara. Tapi Dinda jelas akan menarik kesimpulannya sendiri sesuai dengan apa yang dia dengar dan yang dia pikirkan.
Ting...
Alana menatap layar ponselnya yang menampilkan notifikasi pesan masuk dari Dinda di lockscreen-nya.
Dinda :
Ntar malam jangan kemana-mana ya, gue mau kesitu...
Alana meraih ponselnya dan mulai mengetikkan pesan balasan pada Dinda.
Alana :
Jangan Din, rumah gue mau pindah ntar malem. Lain kali aja ya datengnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/349195405-288-k181233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Limit [ON GOING]
Teen FictionAlana tidak pernah berpikir bahwa mengenal Bara akan menjadi sebuah kesalahan manis yang akan membuat jalan ceritanya berubah dan banyak melenceng dari kisah yang diharapkannya. Bara yang berhati dingin dan tidak pernah terlibat dalam kisah cinta de...