Chapter 10

4 0 0
                                    

10.
  
  
  
Hari ini kelas Alana sedang ada pelajaran olahraga, seluruh siswa dikelas Alana pun tampak sudah berkumpul di gedung olahraga saat ini. Setelah melakukan pemanasan dan menerima materi serta pelajaran dari guru olahraga tadi, mereka kemudian dibiarkan untuk bermain mandiri sampai jam pelajaran selesai.

Beberapa siswa laki-laki terlihat sudah mulai bermain di lapangan sedangkan para siswa perempuan masih ada yang latihan passing. Beberapa bahkan ada yang sudah duduk istirahat.

Disana Alana masih semangat latihan passing dan juga servis bola dengan temannya. Dia tidak terlalu pandai bermain bola voli, beberapa kali dia tertawa karena servis bolanya yang kadang lari ke kiri, kadang ke kanan.

"Lana kampret, servis yang bener ege! Dangdutan lo servis bola mencong kanan mencong kiri." teriak Yuki teman mainnya.

"Awokwok sorry-sorry."

"Joget doang lo jago, servis bola letoy banget. Ayo ulang!"

Alana kembali menyervis bolanya, kali ini dia berhasil dan diterima dengan baik oleh Yuki. Saat akan menerima bola kembali dari Yuki, sebuah bola lain yang entah dari mana tiba-tiba muncul dan membentur kepala Alana cukup kencang.

"Awwwhhh!" Alana mengadu sakit sembari memegangi kepalanya yang terkena bola, walaupun dia tidak sampai jatuh terduduk tapi benturan tadi cukup mereset isi kepalanya sesaat.

"Lana! Lo nggak papa?" Yuki berlari panik mendekati Alana.

"Upsss..." Gina selaku pemilik bola yang mengenai kepala Alana tampak menutup mulutnya pura-pura terkejut. "Ya ampun sorry ya gue nggak sengaja hahaha." ujarnya sembari tertawa puas bersama temannya, tidak merasa bersalah sama sekali.

Alana menatap Gina tajam, tertawa masam mendengar permintaan maaf yang sama sekali tidak niat itu.

"Lo nggak papa kan?" Yuki kembali bertanya yang dibalas anggukan singkat oleh Alana.

Alana mengambil bola yang dilempar Gina tadi lalu membalas melempar bola itu kembali pada Gina dan tepat mengenai bahu kanannya.

"Awwwhhh!!" Gina meringis.

"Sengaja kan lo?"

Gina mendongak menatap Alana yang sudah berdiri tepat didepannya. "Apaan sih lo! Gue kan udah bilang gue nggak sengaja! Budeg lo?!" bentak Gina.

"Halah lo pikir gue tolol? Udah deh Gin nggak usah pura-pura nggak sengaja, lo kalau emang mau cari masalah sama gue bilang!"

"Lan udah Lan, gausah di ladenin dulu, ini masih jam pelajaran." Yuki menarik lengan Alana sembari menenangkan, tidak ingin mereka bertengkar sekarang.

Berbeda dengan Yuki yang mencoba menenangkan, dua minion yang selalu mengekori Gina malah tambah memanas-manasi membuat Yuki mendesis geram.

Gina tersenyum miring, menatap remeh Alana. "Lebay banget sih? Lo selain gatel ternyata lo lebay juga ya? Kena bola kek gitu doang udah marah-marah gak jelas."

"Lah? Kok gatel?" Alana mengernyit, tak paham dengan arah pembicaraan Gina. "Ngomong apa sih lo? Lo kalau mau ngelantur ngomong aja ama tembok!" lanjutnya tak terima disebut gatal oleh Gina.

"Loh emang lo gatel kan? Sampe Bara pun lo gatelin juga? Pasti lo seneng kan sekarang gosip lo sama Bara lagi diomongin di base sekolah?" Gina memajukan badannya semakin dekat dengan Alana, bermaksud mengintimidasi gadis itu.

Mendengar itu Alana langsung menunduk sembari tertawa kecil yang membuat Gina menatapnya bingung. Jadi karena Bara? Tentu saja. Harusnya Alana tau, Gina pasti akan semakin membencinya jika dia dekat dengan Bara juga.

Beyond The Limit [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang