Kehidupan baru

82 18 7
                                    

Pagi itu ada kejadian tidak terduga. Aku dan Sinta yang tengah mengobrol merasa heran melihat banyak siswa berlarian. Kami pun ikut berlari ke tempat itu.

Ternyata mereka melihat Maya terjatuh karena mencoba bolos. Aksinya gagal karena kakinya tersangkut di jerjak pagar. Kakinya terluka, tetapi teman-teman hanya menertawakannya. Aku pun bergerak untuk menolongnya.

“Zah, ngapain kamu nolongin dia? Dia kan nggak pernah nolong kamu, justru sebaliknya.”

“Sinta, kita tidak boleh berkata seperti itu. Ingat firman Allah,

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada

Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [Al-Mâidah/5:2].

Di sana dijelaskan bahwa berbuat baik tidak ada ruginya. Biarkan saja orang menilai kita dengan sebelah mata. Mereka belum mengetahui Bagaimana perjuangan kita untuk berhijrah selama ini.

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ

Artinya: Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Pada ayat kedua surah Al Asr disebutkan ciri manusia dengan keadaan yang merugi di dunia dan akhirat, yaitu mereka yang tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan.

Jadi sampai sini kita tau bawah berbuat kebaikan itu tidak merugikan walaupun akan sedikit menyakitimu.”

"Maa syaa Allah sunguh baik hatimu, Zar. Terbuat dari apa sih hatimu? Sampai memiliki hati yang baik seperti itu?" tanya Sinta.

"Sama seperti hatimu, diciptakan seperti itulah hatiku."

"Maa syaa Allah baiknya hatimu, Zar, maafkan aku yang selalu berbuat jahat ke kamu. Aku jadi malu atas semua yang telah kuperbuat padamu,” ucap Maya.

"Tidak papa, Maya."

"Apakah kamu mau menjadi sahabatku, Zar? Mau dong yah, ngajarin aku hijrah ke jalan yang lebih lurus lagi?” tanya Maya dengan sedikit memaksa.

“Iya, May, aku mau jadi sahabat kamu, tapi aku belum bisa menuntunmu karena aku pun masih belajar.”

“Nggak apa-apa, Zar, aku butuh banget  sahabat sepertimu. Yang taat pada Allah.”

“Iya. Nanti kita belajar sama-sama, ya.”

“Setuju,” koor mereka bersama.

“Udah-udah, jangan banyak bicara. Kasihan sahabat baru kalian, kakinya makin banyak mengeluarkan darah,” ucap seorang cowok yang tak lain Pak Afan.

“Bapak dari tadi di sini?” tanya Sinta.

“Iya. Bapak sudah dengar semuanya. Untuk Zahra, pertahankan hijrah dan istikamahnya. Beruntunglah kalian memiliki sahabat seperti Zahra.”

“Iya, Pak, beruntung banget. Oh iya, Pak, hijrah dan istikamah itu apa, ya? Aku sering denger, tapi nggak ngerti maksudnya,” tanya Sinta.

“Zahra, coba jelaskan!” jawab Afan dingin.

“Bismillah, dalam QS al-Nisâ'/4:100 ditegaskan,

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَة

The Power Of Hijrah {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang