[Eps. 16] Ketidakberuntungan.

45 27 97
                                    

"Liora selamat ulang tahun," ucap Endrick sembari memberikan sebuah bingkisan dari tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Liora selamat ulang tahun," ucap Endrick sembari memberikan sebuah bingkisan dari tangannya.

"Oh, tapi ulang tahunku besok."

"Memangnya ada masalah jika aku mengucapkannya sekarang?"

"Tidak, hanya saja aku hanya berpikir. Kenapa ibu mu mengatakan hal itu?"

"Hal apa? Ahh itu entahlah aku tidak tahu."

"Kau sendiri tidak tahu? Lalu?"

Mungkin aku sedikit kebingungan karena ini pertama kalinya ada yang mengatakan selamat kepadaku, beberapa tahun yang lalu tidak ada satupun yang mengatakannya kecuali Ratu Malvist dan Adrian. Itupun setelah kematian ibu dan ayah dan selanjutnya hanya Endrick yang mengatakannya dengan penuh ketulusan.

Kami akan segera kembali ke desa Malvist lalu kembali lagi kerumah Endrick, untuk melakukan perayaan tahun baru dan juga membahas apa yang sebelumnya pernah dibahas.

"Salam."

"Salam mu kami terima Nak, ada apa? Dan apa yang ada di belakangmu itu? Kau akan kembali kedesa?"

"Kami memiliki beberapa urusan yang harus kami urus disana jadi kami ...."

"Baiklah menantu hati-hati saat perjalanan pulang kesana," ucap Ibu Endrick.

"A-apa? ..."

Aku memang tidak pernah menyangka hal ini, mengapa ibu Endrick memanggilku sebagai menantunya padahal aku pernah menjawabnya. Dan jawabanku bukan menyetujui, tetapi jawabanku menunjukkan aku akan memikirkan kembali tawaran menjadi menantu mereka.

"Bagaimana Nak Liora, apakah kau mau menjadi menantu kami?"

"Mohon maaf sebelumnya, apa aku bisa diberi waktu untuk menjawabnya nanti? Mungkin kalian sudah merestui, akan tetapi aku masih berada didalam kebingungan."

"Kau merasa bingung kenapa?"

"Karena sebelumnya aku tidak pernah merasa dicintai."

"Tetapi kini, ada yang mencintaimu Nak"

"Itu benar, mungkin Endrick bukan anak yang baik. Akan tetapi, sorot matanya saat menatapmu itu terlihat sangat tulus."

"Aku tahu tapi ...."

Yah....

Mungkin aku lebih baik tinggal di sini daripada di sana mereka, membenciku karena aku penyebab dari kematian keluargaku sendiri. Aku menempatkan Liona dalam bahaya dan kakakku tidak pernah menemuiku lagi, hingga aku berpikir bahwa dia meninggalkanku karena ramalanku yang pernah diucapkan seorang tabib.

Tapi ramalan dari ibu aku ....

Aku dapat hidup dengan bahagia dimasa depan, tapi sepertinya ibuku hanya menghiburku. Dan juga untuk menyakinkan kakakku agar tidak mempercayai ramalan tabib yang membantu kelahiranku dan Liona.

Eternal Thirst || New Stage [PEROMBAKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang