[Eps. 17] Perang.

64 42 124
                                    

"Kau pikir kau bisa seenaknya menggunakan tubuhku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau pikir kau bisa seenaknya menggunakan tubuhku?"

"Aku takkan membiarkannya, apalagi kau hampir melukai rekan yang akan menjadi teman hidupku kelak," ucapku didepan cermin.

Semua warga telah kami evakuasi, akan tetapi saat melihat pergerakan lawan sama sekali tidak terlihat apapun. Segel dikerajaan dan desa masih terpasang dan kami pun tidak melihat pasukan lawan yang bergerak kedesa.

Meski perang takkan terjadi sekarang, tapi besar kemungkinan dihari-hari berikutnya mereka akan menyerang. Cepat atau lambat mereka akan menghancurkan desa Malvist dan beberapa desa yang lainnya.

"Firasatku buruk Endrick."

"Kenapa tiba-tiba?"

"Ada apa?" tanya Zayden yang saat itu sedang bersama kami.

"Tidak ada apa-apa Zayden. Endrick aku akan pergi berkeliling untuk memastikan sesuatu, kau bersama Zayden saja dahulu nanti aku akan menghampirimu jika sudah selesai."

"Baiklah tetap berhati-hati" balas Endrick.

"Tentu" tambah Zayden yang sedikit demi sedikit memiringkan kepalanya.

Aku tiba-tiba merasa hal sama kembali kurasakan rasa sesak itu kembali, sepertinya dia mencoba kembali mengambil alih tubuhku lagi.

Arghh...

Arghh...

Endrick yang mendengar rintihan kesakitan dan dia mengenal bahwa pemilik suara itu adalah Liora. Ia langsung bergegas menghampiri Liora karena cemas akan melukai orang lain sama seperti sebelumnya.

"Lio... Liora? Hei bangunlah Liora? A-apa yang terjadi hei!"

ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ

Endrick langsung menggendong Liora sampai ke posko para pendekar beristirahat.

Tapi ada satu hal yang tidak diketahui oleh Endrick, bahwa tubuh Liora yang ia bawa adalah tubuh yang kehilangan nyawanya. Bukan berarti dia tiada, akan tetapi demi mempertahankan tubuhnya Liora menarik jiwanya dan juga jiwa dari ratu vampir itu dengan sihir.

"Kau terperangkap dalam jebakanku Stella." Ucapku sembari tersenyum sinis kepada Ratu vampir yang sedang berhadapan denganku.

"Haha kau pikir aku akan merasa takut? Kau lah yang seharusnya memiliki rasa takut itu." Balasnya yang yakin akan kemenangannya.

"Untuk apa aku merasa takut? Lagi pula aku yang memanggil jiwamu kemari" tambahku.

"Lalu?" tanyanya.

"Mari kita bertarung disini! Luka yang kau dapatkan disini, akan menjadi luka mu yang nyata ditubuh mu." ucapku sembari memutari tubuh Ratu vampir.

"Dan siapapun yang akan tiada disini, dia juga akan tiada di dunia nyata," tambahku dengan menodongkan pedangku.

"Aku juga akan memastikan bahwa kau akan tiada ditangan ku sendiri." Ucapku kembali sebelum mengawali pertarungan.

Eternal Thirst || New Stage [PEROMBAKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang