Sang Penakluk -07-

9K 203 5
                                    

Suasana malam yang tenang di rumah Andi begitu hangat. Istrinya yang makan dengan nikmat, Adik iparnya yang makan sambil menceritakan kejadian yang ia alami di sekolah.

Dan Andi, hanya dia yang tidak menunjukkan kehangatan. Hatinya penuh kebencian kepada adik iparnya itu. Tanpa henti Andi terus memperhatikan gerak-gerik Alex.

"Kamu sekarang udah beneran berubah Lex? Nggak petakilan lagi kamu?" Vina dengan bangga memuji adiknya itu.

"Yaa nggak lah. Nakal mah dulu-dulu aja. Lagian udah kelas 11 bentar lagi lulus. Nggak boleh neko-neko. Ya gak bang?" Alex menatap Andi dan abang iparnya itu nampak gelagapan karena tidak fokus dengan pembicaraan.

"Eh.. kenapa? Iya apa?" Andi bertanya kepada Vina dan istrinya itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Lain kali kalau lagi kumpul dengerin, jangan mikirin kerjaan terus." Vina nampak kesal lalu membereskan makanannya dan pergi. Andi hanya bisa melihat istrinya yang pergi begitu saja.

"Lo tadi ngomong apa bangsat?!" Andi dengan berbisik menggertak Alex. Sedangkan Alex hanya tersenyun santai sambil melahap makanannya.

"Nggak ada kok. Alex cuma bilang..." Ujarnya sambil menggantung perkataannya.

Andi nampak kesal karena Alex mempermainkannya. Ia tidak tahan dengan sikap adiknya itu. Ingin sekali ia mengusir Aelx dari rumahnya tapi sangat mustahil untuk saat ini. Ia harus mencari cara untuk menyingkirkan adik iparnya itu.

"..cuma bilang 'Suami mu homo mbak' HAHAHA..." Alex tertawa sendiri sambil mlanjutkan makannya.

Andi yang kesal langsung menendang kaki Alex dar bawah meja karena mereka berhadapan. Alex merasakan kakinya yang nyeri karena tendangan abangnya itu sangat kuat. Ia meringis kesakitan sambil mengelus kakinya.

"Mampos lo. Sekali lagi lo macem-macem kayak tadi siang, gue gak akan ragu laporin lo ke polisi." Setelah mengancam Alex, Andi langsung pergi tanpa mengemasi piringnya. Ia menuju kamarnya untuk berbicara dengan istrinya.

Melihat abangnya yang pergi, Alex langsung menyusulnya sambil memegangi kakinya yang di tendang Andi. Sebelum Andi sempat masuk ke kamar Alex membisikkan sesuatu kepada Andi.

"Nanti jam 12 datang ke kamar Alex ya bang. Kalau nggak dateng liat aja besok pagi." Setelah bilang begitu Alex langsung pergi menuju kamarnya.

Andi terdiam mendengar itu. Ia memikirkan apa yang akan anak itu lakukan lagi. Mengingat bocah bejat itu sangat mesum pasti tidak jauh-jauh dari sex. Tadi sore saja ia terpaksa mengocokkan kontol Alex hinga crot dan mengotori wajahnya. Andi sangat jijik membayangkannya.

Tapi jika ia menolaknya bisa saja kejadian tadi sore terulang lagi nanti. Ia tidak akan membiarkanya. Andi memutuskan untuk datang sekarang ke kamar Alex dan langsung menggedornya.

"Buka! Heh bocah anjing! Buka!" Andi meneriaki Alex dari luar dengan suara kecil agar Vina tidak mendengarnya.

"Kenapa lagi bang? Nggak sabar tunggu jam 12 nanti?" Alex keluar dari kamarnya hanya menggunakan toptank tanpa menggunakan celana. Andi bisa melihat di bawah sana ada kontol Alex yang berdiri tegak.

"Lo...lo.habis ngapain anjing." Andi lalu mundur dan menunjukkan wajah jijik.

"Barusan mau coli bang. Ada bang Andi malah keganggu kan." Jawab Alex singkat. Andi melihat ke dalam kamar Alex dan ada video dirinya yang sedang digagahi oleh Alex. Video itu terputar di layar monitor dan itu adalah milik Andi.

Andi langsung nyelonong masuk ke dalam kamar Alex dan mematikan video itu dan mencabut layar monitor dari hp Alex. Lalu memarahi adik iparnya itu.

Menaklukkan Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang