Entah bagaimana bisa menjadi seperti ini, nampaknya hubungan Alex dan Andi mulai membaik setelah kejadian tadi malam. Alex merasa paginya sangat indah dan menyenangkan sedangkan Andi hanya memalingkan wajahnya tiap kali melihat Alex. Andi merasa jika ia masih malu atas kejadian tadi malam.
"Mas aku berangkat sekarang yaa.." Vina mendatangi Andi yang masih menikmati kopinya lalu bersalaman.
"Loh Mbak , terus Alex ke sekolahnya gimana?" Alex masih sarapan dan ia belum mandi dan belom mempersiapkan yang lainnya. Masih jam setengah tujuh jadi Alex masih santai.
"Kamu suruh anterin abang mu aja. Mbak ada rapat pagi. Dah yaa.." Vina langsung pergi dengan buru-buru. Alex yang masih terduduk di depan sarapannya semakin sumringah karena ia akan diantar oleh abangnya.
"Mau kan?" Ujar Alex kepad Andi. Andi yang tidak fokus tidak mengerti maksud Alex.
"Anterin adik mu yang ganteng ini ke sekolah." Alex berusaha sok baik di depan abangnya itu agar mau mengantarkannya ke sekolah.
"Nggak sudi!" Andi lalu pergi ke belakang untuk membereskan makanannya dan tentu saja Alex membuntutinya.
"Kalau bang Andi nggak mau anterian Alex ya udah, nggak usah sekolah aja. Di rumah 'main' sama bang Andi. Iya gak?" Alex sudah berdiri di belakang Andi yang mencuci piringnya.
Andi yang mendengar itu merasa jika hal itu terlalu buruk. Seharian bersama Aelx pasti sangat menjengkelkan. Alex pasti akan mengganggunya lagi dan Andi terpaksa harus menurutinya.
"Ya udah ntar gue antar!" Andi terpaksa memilih opsi itu dari pada berdua di rumah bersama Alex.
"Bang Andi.." Alex berbisik di telinga Andi dan Andi langsung menengok dan langsung saja Alex memajukan bibirnya untuk mengecup bibir Andi.
"Makasih yaaa.. Alex mandi dulu."
"JIJIK BANGSAT! Mati aja lo!" Andi mengelap bibirnya yang baru saja dikecup oleh Alex. Wajahnya mulai memanas karena kecupan itu dan Andi tidak tahu bagaiaman aitu bisa terjadi.
"Bang Andi kalau mau ikut Alex mandi gapapa lohh.." Dari dalam kamar mandi, Alex berteriak.
"BACOT LO ANAK SETAN!" Andi membalasnya.
Setelah semua pertengkaran kecil itu, akhirnya Alex mandi secepat kilat dan dalam sepuluh menit ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Saat keluar kamar ia tidak melihat siapaun. Alex lalu keluar dan menemukan abangnya yang memanasi motor Kawasaki Ninja ZX-4RR. Melihat abangnya itu membuat Alex berpikir untuk apa abangnya itu membeli motor ninja padahal dirinya bukanlah pecinta motor.
"Ayok bang berangkat.." Alex langsung naik di jok belakang dan memeluk abangnya itu dari belakang.
"Anjing lo ngapain! Lepasin gak!?" Andi langsung berontak berusaha melepaskan tangan adiknya itu.
"Pegangan bang! Alex takut jatuh nanti!" Alex terus memeluk perut abangnya itu dengan erat.
"Jijik Goblok. Lo gak malu apa di plihatin nanti!" Andi melirik ke kanan dan kiri mengawasi sekitar kali aja ada yang melihat.
"Mending malu kan, dari pada jatoh terus mati. Iya gak?!" Alex terus saja menjawab dan itu membuat Andi sangat kesal.
"Kalau kayak gini gue nggak mau nganterin elo. Turun!" Andi lalu ngambek dan mematikan motornya.
"Iya deh iyaa. Nggak usah pegangan. Nyalain lagi motornya bang!" Alex lalu mundur dan Andi menyalakan motornya lagi.
Mereka segera berangkan ke sekolah Alex yang jaraknya sekitar 15 menit dari rumah Andi. Di perjalanan Alex terus saja menggoda Andi dengan merangkulkan tangannya dan juga meremas dada Andi yang montok. Karena itu hampir saja mereka jatuh dan kecelakan tapi untungnya Andi cukup jago naik motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menaklukkan Kakak Ipar
FantasíaSetelah menunggu sangat lama, akhirnya Alex berhasil mendapatkan senjata rahasia untuk menaklukan kakak iparnya yang sangat sexy. Tujuan Alex untuk menjadikan kaka iparnya sebagai budak sexnya baru saja dimulai. Jangan sampai melewatkan kisah Alex...