"Lo gimana sih! Bisa-bisanya ninggalin Aru sendirian?!" bentak Junghwan kepada Jeongwoo yang sedang menunduk.
"Maaf.. gw tadi lupa..," jawab Jeongwoo lirih.
"Juwan udah, kasian kakak jelek. Lagian Aru sudah ketemu, kan? Udah ya.. Aru cuman kedinginan sama capek," ujar Doyoung menenangkan sang majikan.
"Dobby," panggil Junghwan manja.
"Iya.. sini peluk."
Padahal baru dua hari bertemu, Doyoung dan Junghwan sudah seperti pasangan muda yang sudah menjalin kasih selama dua tahun. Sedangkan pasangan JeongHaru? Entahlah, kita hanya bisa berharap Haru memaafkan kecerobohan Jeongwoo.
Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Jeongwoo, nampak seorang dokter sedang tersenyum lebar, ah, ini adalah pertanda baik. Jeongwoo lantas mendekat, dan dengan tidak sabar bertanya keadaan Haru.
"Dokter, gimana keadaan teman saya?"
Kok ati gw yang sakit ya? :' harusnya tuh pacar ga sih woo? -bellaa
Pacar apaan, lo aja bikin gw jadi cowo brengsek gini -Jeongwoo
Hehehe, ya maap -bellaa
Maap ye mengganggu, lanjot saja
"Alhamdulillah, pasien sudah sadar. Dia hanya kelelahan, kalian boleh masuk. Tapi jangan lepas selimutnya ya, soalnya pasien masih membutuhkan kehangatan."
"Tenang dok, nanti saya peluk Haru-nya," Jeongwoo terkekeh. "Bercanda, serius amat idup kelean," sambungnya ketika melihat raut terkejut dari ketiganya.
Dokter hanya tertawa hambar lalu pamit pergi, dan mereka bertiga pun memasuki kamar inap Haru.
"Jojo, dingin," Haru mengadu dengan bibir dikerucutkan.
"Dingin ya, hm? Mau dipeluk?" hati Jeongwoo terasa teriris melihat wajah pucat Haru, ia akan menebus kesalahannya.
"Mau..."
Jeongwoo mendekat, lalu ia memeluk Haru dengan susah payah, karena ia harus memeluk Haru dengan cara berdiri, sedangkan yang dipeluk tiduran di brankar. Jadi ia harus setengah jongkok agar bisa leluasa memeluk Haru.
"Jojo, ini dimana?" celetuk Haru.
"Rumah sakit," jawab Jeongwoo singkat.
"Rumahnya sakit?"
Oke, here we go again.
"Rumah sakit itu tempat orang sakit berobat agar sembuh," Jeongwoo berusaha menjelaskan dengan lembut.
"Kok rumah sakit namanya? Kan seharusnya rumah sembuh," bantah Haru.
Masuk akal.
"Ya.. karena rumahnya diisi sama orang sakit," Jeongwoo menjelaskan dengan asal-asalan, apa yang ada di otaknya ia sebutkan saja.
"Oh.. iya, ya?"
Jeongwoo tersenyum sembari menghela nafas lega mendengar ujaran Haru, setidaknya ia tidak perlu menjelaskan panjang lebar kepada kucing satu ini. Oh, ngomong-ngomong soal kucing, kenapa telinga Haru menekuk ya?
"Aru, kok telinga kamu menekuk?"
"Engga tau, biasanya ga gini kok," jawab Haru seraya menggerayangi telinganya sendri.
"Waa kakak Asa!" pekik Doyoung membuat Haru serta Jeongwoo menoleh.
"Eh, bang Jae?" Jeongwoo sontak berdiri dari jongkoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Kitten?? || JeongHaru
Fantasy"ANAK KUCING SAPE NIH?!" - Jeongwoo "PERATURAN ASRAMA NOMER DUA, GA BOLEH TERIAK!!" - Jihoon "Lo juga teriak, jingan!" - Jeongwoo bagaimana jika kalian menemukan seekor anak kucing tertidur di samping kasur asrama kalian? kaget, pastinya. begitu pul...