Tiga Belas

546 91 10
                                    

Hari ini adalah Sabtu pertama di awal bulan, biasanya akhir pekan Nadim diisi dengan mencari pelanggan taksi online di jalanan, tapi pagi ini dia malah berdiri di depan sebuah pintu apartemen di daerah Pejaten, Jakarta Selatan.

TING TONG! Ia memencet bell di samping pintu apartemen tersebut.

"tunggu sebentar" terdengar suara seseorang dari dalam apartemen itu.

Tak sampai satu menit, pintu itu terbuka.

Nadim melihat wanita yang ia kenal sebagai asisten pribadinya Karina muncul dari balik pintu, "Winda ya?".

Wanita itu mengiyakan, "mari masuk mas".

"Karinanya mana?" tanya Nadim sambil melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal ruangan yang sudah disiapkan oleh Winda.

"lagi mandi mas, sebentar lagi selesai, mas Nadim bawa apa itu?".

Nadim memang sedang menenteng dua kresek yang berisi bahan makanan.

"oh ini bahan makanan, nanti mau bikin konten sama Karina, sekalian buat makan siang".

Winda mengangguk mengerti.

"yaudah kasih ke saya aja dulu mas, biar saya masukin kulkas, mas Nadim tunggu di ruang TV dulu aja".

Lelaki itu mengangguk pelan dan menyerahkan kedua kantong kresek itu ke Winda, lalu berjalan menuju ruang TV yang memang berada di depan matanya.

Apartemen Karina ini sangat luas, ia lihat ada beberapa ruangan yang mengelilingi ruang TV yang berada tepat di tengah. Ruang TV itu adalah bagian terluas dari apartemen ini, ruangan ini berisi sofa-sofa panjang yang berjejer rapih membentuk huruf 'U' mengelilingi sebuah coffee table dan sebuah TV ukuran 50". Tepat di samping ruang TV, ada dapur dan meja makan.

Nadim memutuskan untuk duduk di tengah sofa yang paling panjang sambil melihat-lihat ke sekelilingnya, lebih tepatnya memperhatikan foto-foto Karina yang terpajang di dinding ruang TV.

'kenapa bisa ada wanita secantik ini' batinnya.

Dia masih sibuk memperhatikan foto-foto Karina, lalu tiba tiba muncul kepala di sampingnya dan berbisik di telinganya, "ngeliatin apa sih? Serius banget kayanya".

Nadim terjengkang sangking kagetnya, "ASTAGFIRULLAH" serunya.

Karina tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Nadim.

"sumpah jantungku hampir copot" ujar Nadim sambil mengelus dadanya.

Aktris itu masih belum bisa berhenti tertawa, "maaf maaf". Kemudian dia menghampiri lelaki itu lalu memeluknya erat, "nggak nunggu lama kan?" ucapnya.

"nggak kok, baru aja sampai".

Karina melepaskan pelukannya, "eh aku ngeringin rambut dulu ya, kamu mau nunggu di sini atau ikut ke kamar?".

Nadim berdeham canggung, "i..ikut ke kamar?".

"ih jangan mikir yang nggak-nggak, ngobrol-ngobrol di dalam maksudnya" ucap Karina sambil memukul dada Nadim pelan.

"lagian kamu ambigu banget kata-katanya".

"kamu aja yang mesum" goda Karina.

"eh mana ada, aku mah alim".

"iya deh percaya aja gue".

Nadim berdiri dari tempat duduknya, "yaudah ayok".

"ayok apa?".

"ke kamar".

Karina langsung terkekeh, "nah sekarang siapa yang ambigu?".

Nadim berdecak kesal, "jadi nggak?".

Morning Coffee With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang