Warn: ga perlu lagi deh ini
Oke. Sekarang udah jam istirahat, sudah saatnya bagi kelompok 1 untuk memulai diskusi mereka. Mark hampir aja langsung ngacir ke kantin, untung doi inget kalo dia gak mau dicekokin nasi gulanya Tetchou. Di saat yang bersamaan, barudak kelompok 2 sama-sama pergi keluar kelas dan kelihatannya cukup bersemangat. Wah, apakah mereka akhirnya sudah dapet tempat untuk diskusi juga setelah diamuk oleh ayah dan bunda mereka (baca: Nathan dan Marg)?
Bagaimanapun itu, ayo kita saksikan diskusinya kelompok 1 dulu!
Setelah semuanya duduk manis di tempat masing-masing, Kunikida pun memulai diskusi. "Ayo, ayo, saatnya diskusi! Karena ini penampilan drama, berarti kita butuh konsep dramanya dulu! Ada yang punya saran?" serunya sambil mengetuk-ngetuk papan tulis di depan kelas menggunakan spidol, berlagak seperti seorang guru sungguhan.
Kyuusaku mengangkat tangan dengan semangat, "Aku! Aku! Kita main drama Cinderella aja!"
"Skip, yang itu udah pasaran." sanggah Mushitaro yang duduk disebelahnya.
Kyuusaku melanjutkan, "Kalo gitu Tangled aja! Ntar mbak Agatha jadi Rapunzel nya terus mas Fyo jadi Rusli nya!"
"RUSLI SAHA ANJIR" sahut Mark yang bengek seketika.
"Eugene, dek kyuu. Namanya Eugene." ujar Agatha sambil menepuk jidat Atsushi. Atsushi sendiri, selaku pemilik jidat yang ditepuk tadi pun hanya bisa membatin, "Aku ada salah apa sama mbak agath?"
Fyodor bertanya, "Loh nama aslinya bukannya Flynn Ryder?"
"Hah? Apa iya, mas?" John bertanya balik.
Tetchou yang dari tadi planga plongo pun akhirnya buka suara, "Mas Fyo yang nanya kok malah ditanya balik?"
John membalas, "Lah lu kenapa ikutan nanya?"
"UDAH HEH UDAH" Teruko tiba-tiba menyahut sambil memukulkan sebuah penggaris ke meja, seketika membuat barudak kelompok 1 yang lain terlonjak kaget.
"Mbak... Tolong jangan gitu, mbak.." ucap Sigma lirih.
Haruno menghela napas, "Oke, ayo serius! Saran dari dek kyuu disimpan aja dulu, ada lagi yang punya saran?"
Louisa mengangkat tangannya, "Gimana... kalo drama yang murni karya kita sendiri? Siapa tau bisa dinilai juga sama Pak Oda"
"Wah, boleh tuh!" Higuchi memberi senyum ke Louisa sementara Gin yang duduk disampingnya hanya mengangguk-angguk.
Fyodor menggigit kuku jempolnya, "Hmm... Kalo mau karya kita sendiri, berarti itu juga harus kita diskusiin."
Yosano yang kebetulan sedang duduk di samping Fyodor pun langsung menepis jempol Fyodor dari giginya, "Setuju sih. Kita harus nulis ceritanya sama-sama."
"Apakah ada yang keberatan sama ide mbak Loui?" tanya Naomi.
"Kalo gw sih enggak, nulis cerita sendiri kayaknya bakal seru deh!" balas Mark.
Yang lain pun manggut-manggut, ternyata semuanya setuju sama saran dari Louisa. Kyuusaku sempat memasang tampang berpikir untuk beberapa saat, sebelum kemudian ia membuka suara lagi, "Oh, oh! Aku ada ide! Kita gabung-gabungin film-film *dusni jadi satu cerita aja! Misal kayak cerita Rapunzel tadi, digabung sama Cinderella, atau Snow White juga bisa!"
"Wah, idenya bagus banget, dek kyuu!" ujar Atsushi yang kemudian dibalas Kyuusaku dengan senyum bangga.
"Mau saran juga dong."
Semua orang seketika melihat ke Fyodor, dan Tanizaki pun berujar, "Yak, silakan sarannya, mas Fyo."
"Serius nih kalian cuma kepikiran film princess dusni doang? Gak ada yang lain? Kalo bisa film-film yang mau digabung tuh ceritanya jangan tentang putri-putrian semua." jelas Fyodor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bungo Gakuen [BSD Fanfiction]
Fiksi Penggemar[BSD Fanfiction] Apa jadinya kalo anak-anak Agensi Detektif, Port Mafia, Guild, Decay of Angels, Hunting Dogs, dan lainnya jadi satu kelas? Anda pasti tahu apa yang akan terjadi:) Penasaran akan cerita-cerita keseharian mereka yang luar biasa random...