Tes ... Tes ..
Suara gemericik air hujan di luar kafe terdengar merdu. Tetesan yang saling berlomba turun menghajar bumi. Sepertinya bumantara sedang bersedih, terlihat menyedihkan dengan warna abu-abu yang mengganti warna biru. Senyum miris terlukis pada air muka kacau seorang pria manis yang menikmati perlombaan hujan lewat jendela kaca yang berembun itu. Tak ada sinar kebahagiaan sama sekali hanya suasana sendu mengelilinginya, entah karena suasana yang mendukung, atau malah kesedihan yang amat sangat kuat di rasa.
Waktu yang berlalu terasa singkat, sibuk dengan dunianya hingga mengacuhkan uap kopi yang semakin lama semakin hilang. Kopi yang syarat akan kehangatan itu kini mendingin tanpa tersentuh sedikit pun. Bayangan berputar acak di kepala gadis berponi itu membuat hujan lain ikut berlomba. Pipi chubby itu mulai basah dengan hidung yang memerah.
Semua pasti punya kisah tentang hujan. Termasuk Wina, Bukan kenangan manis dan pahit tapi hujan mengajarkannya untuk melepas bagian dari kita untuk kebahagiaan selanjutnya. Tapi bertahun sudah berlalu hatinya tetap tidak bisa menerima pelajaran hujan. Dia benci untuk merelakan semuanya.
Dulu hidupnya begitu bahagia, seperti bunga matahari yang mengikuti arah matahari terfokus pada satu tujuan untuk kebahagian. Kini dia seperti Wendy yang kehilangan peterpannya. Tak ada lagi hari cerah seperti biasanya, hanya warna semu seperti wajah bumantara yang kini menangis.
Jika jam waktu ada, ingin sekali dia memutar waktu agar tidak pernah bertemu dengan pria berbadan tinggi dengan mata yang melengkung indah saat pemiliknya tersenyum yang sialnya berhasil mencuri hatinya saat itu juga. Di hari yang cerah dimana kejadian itu terjadi menjadi awal kisah berujung pilu. Di mana senyum manis tertaut melalui benang tak kasat mata menggetarkan jantung yang sudah lama tak bernaraton. Kupu - kupu berterbangan dari perutnya menggelitik menghadirkan rasa nyaman.
"Ingin berjalan bersama menempuh kehidupan baru ke depan?" Katanya saat berbulan terlewati meniti hari dengan banyak canda tawa bersama. Sang pria menawar kan komitmen untuk terus bersama, siapa yang tidak senang jika di tawarkan komitmen bersama orang yang di cintai?
"Nokta... i-ini serius?"
Senyuman termanis menjadi jawaban semuanya serta cincin yang mengikat kuat di jari manisnya menjadi bukti keyakinan pria itu . Sebahagia itu hari lalu, angin pantai meniup lembut, awan jingga yang mulai menggelap karena raja siang yang mulai hilang di telan horizon. Wina bersumpah mulai sekarang dia akan menyukai senja dimana dia menyimpan memori terindah dalam hidupnya.
Tetapi semuanya tidak berlangsung lama, dimana kejadian paling menyakitkan di hidupnya terlihat jelas di depan matanya. Pria yang sangat ia cintai tergeletak dengan bersimbah darah tersenyum menatapnya, tangan berlumur darah itu memeluk erat bunga matahari dengan sangat erat yang bertuliskan namanya. Kecelakaan yang menewaskan pria itu tak bisa di hindari. Saat itu juga Wina sangat membenci senja dan bunga matahari.
Semua hancur saat pria yang di cintainya memilih tidak membuka mata lagi untuk selamanya. Orangtua pun sama, tidak ada orang lain yang bisa memeluknya di saat terpuruk seperti ini. Bahkan langit pun ikut menangis.
Kopi yang mendingin sudah tak nikmat lagi kini ikut merasakan kesepian. Pemilik gelas itu memilih bangkit dan pergi keluar kafe. Langkah pelannya membawanya menikmati tangisan bumantara. Berjalan pelan tanpa terfokus tujuan. Hingga dunia rasanya berhenti, bibir manisnya tersenyum lebar saat matanya samar melihat mobil melaju kencang ke arahnya . Telinganya seakan tuli dari sekitar. Hanya satu kalimat yang berkumandang di kepalanya.
"Ibu, Ayah, Nokta, Wina pulang."
Setelahnya hanya kegelapan yang di rasakannya. Suara sirine ambulance nyaring tak bisa mengalahkan suara hujan dan petir yang semakin menjadi-jadi. Petugas kesehatan berusaha keras untuk memanggil kembali jiwa yang hilang Tetapi semua sia-sia, jiwa itu tidak akan pernah kembali dengan raga yang sudah menutup mata dengan senyuman.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT STORY AEDREAM
FanfictionKumpulan oneshoot haeselle, jenrina, jaeminjeong, renning