Bab. 1

44 1 0
                                    

RIMA_LUKA DALAM PERNIKAHAN_1
__
[Mas, apa nggak pulang lagi? Aku habis masak]

Adam membaca pesan masuk yang dikirimkan istrinya satu jam yang lalu. Baru sekarang sempat ia baca, sebab sejak tadi dirinya masih sibuk mencecap nikmat gairah bersama perempuan masa lalu yang kembali hadir tiga bulan ini.

Violetta, nama perempuan yang menjadi gambar tatto di bagian lengan kanan lelaki tinggi ini, kembali hadir. Mencoba lagi menjalin kasih yang tak mendapat restu di masa lalu.

Kelakuan Violetta yang pernah menjadi orang ketiga dalam rumah tangga perempuan lain, membuat bu Lira tak merestui sang putra membina rumah tangga bersama perempuan itu.

"Mama mau punya menantu yang setia dan bisa menyayangi mama nanti bila mama semakin menua. Nggak perlu orang kaya, yang penting bisa sabar sama kamu dan menganggap mama seperti orang tua kandung."

"Vio bisa belajar itu, Ma."

Adam mencoba bernegosisasi kala itu. Namun bukan hanya sebab itu yang membuat bu Lira tak ingin bermenantukan perempuan yang telah merombak sebagaian wajahnya akibat kecelakaan yang diperbuat olehnya sendiri. Namun karna ayah dan ibu Violletta sendiri ada cerita yang kurang bagus dalam masalah rumah tangga.

Adam menarik nafas sejenak. Membaca lagi pesan yang Rima kirimkan. Pesan itu hanya dibaca, tanpa membalasnya. Kemudian ia mematikan telepon genggamnya. Sebab rengekan manja Violetta kembali mengalihkan dunianya.

“Serius sekali.”

Violetta sudah meringsek masuk kedalam pelukan tubuh tegap lelaki milik perempuan lain ini.

“Nggak apa-apa.”

“Dia mencarimu?”

Violetta menduga Rima yang mengirim pesan pada Adam, sebab sejak semalam, Violetta tak melepaskan suami perempuan itu. Pasti ada rasa khawatir.

“Hanya menanyakan dimana.”

Adam berusaha membunuh rasa bersalah yang tiba-tiba muncul di hatinya. Perasaannya sedikit tercubit. Wajah teduh perempuan muda itu hadir di benaknya, tapi di kenyataan ini, dirinya sedang bersama Violetta. Perempuan masa lalu yang membuatnya hampir gila.

“Lalu?”
Violetta penasaran juga cemburu.

“Aku nggak balas. Aku lagi sama kamu, nggak ada yang boleh ganggu.”

Adam tersenyum mesra lalu mengecup bibir yang sedang tersenyum lebar ke arahnya. Dan perasaan Violetta begitu bangga. Dia memang menjadi yang kedua dalam hidup Adam, tapi sudah hampir tiga bulan ini lelaki beristri itu selalu menomor satukan dirinya.

Ini bukan kali pertama Violetta jatuh cinta pada suami orang. Beberapa tahun yang lalu, kala usianya masih begitu muda. Ia pernah berhasil menjadi istri dari lelaki yang sudah memiliki seorang permaisuri. Bahkan ketika itu, Arbi dan Sofia belum bercerai, tapi dirinya sudah dinikahi. Hebatnya lagi, Violetta berhasil membuat keduanya becerai. Walau pada akhirnya, Violetta dan Arbi pun berpisah, tapi setidaknya ia bangga pernah menaklukkan lelaki alim seperti Arbi.

Namun dengan Adam ini, berbeda. Keduanya pernah menjalin hubungan di masa lalu. Jauh sebelum Violetta bersama Arbi.

Kala itu Violetta masih berseragam putih abu-abu, dan Adam sudah bekerja sambil kuliah. Keduanya bertemu saat Adam menjadi anak buah dari ayah Violetta.

Percintaan keduanya sungguh rumit. Begitu berliku dan tak mendapat restu pada akhirnya.

“Maaf, aku harus menahanmu disini, Mas. Aku nggak ada tempat cerita.”

Violetta berusaha membujuk dengan bahasa yang begitu halus. Sejak menjadi janda yang kedua kali. Violetta merasa tak ada laki-laki yang mampu mengerti dirinya selain Adam. Sayang sekali keduanya belum berjodoh.

Namun kali ini Violetta akan merebut kembali cinta lamanya ini. Ketampanan dan tubuh yang masih terjaga, juga pundi-pundi ekonomi yang semakin menggembung, membuat Violetta sangat menyesal, sebab dulu memilih meninggalkan Adam yang baru saja keluar dari penjara.

Bahkan dengan suami keduanya, Violetta merasa tak ada harga diri sama sekali. Dipukul, ditampar bahkan ditendang sudah jadi makanan sehari-harinya. Beruntung ia bertemu Adam dan menceritakan semuanya pada lelaki ini.

Walau ia tahu Adam sudah menikah, tapi ia berharap lelaki ini bisa melindungi dirinya. Dan ya, Adam membuktikannya. Diam-diam Adam membantu Violetta untuk berpisah dari suami gilanya itu.

“Nggak apa-apa. Aku juga lagi kangen sama kamu,” ucap Adam kembali memeluk tubuh terbuka itu.

Dan Violetta tahu apa yang harus ia lakukan agar keduanya bisa bersama sedikit lebih lama lagi, sebelum Adam pulang bertemu istrinya dan membuat alasan.

__

“Mas Adam sepertinya masih ada kesibukan, Ma. Mas Adam belum pulang dari semalam.”

Di telepon, Rima berusaha meredam kecemasan mertuanya.

“Soalnya di toko juga nggak ada.” Suara bu Lira terdengar begitu khawatir.

Namun Rima begitu pandai membuat alasan agar mertuanya jangan terlalu khawatir. Kesehatan bu Lira yang semakin menurun membuat Rima harus hati-hati memberi informasi. Sebisa mungkin apa yang mertuanya tak perlu tahu, Rima tak akan menceritakan. Termasuk kelakuan suaminya yang tiga bulan ini hampir tiap hari pulang larut. Bakan juga tak pulang.

“Mas Adam juga kan ada proyek di pinggir kota, Ma. Katanya tanah untuk bangunan SPBu nanti ada masalah sedikit. Beberapa kali aku lihat ada kawan kerjanya datang disini, Ma.”

Rima berharap mertuanya tak cemas lagi.

“Tapi ponselnya nggak aktif, Rim. Kemana suamimu itu?”

“Mungkin batterai hape mas Adam mati, Ma. Soalnya casnya lupa dibawa.”

“Ya sudah, suamimu itu selalu ceroboh. Segera kabari mama kalau Adam sudah pulang, Rim!”

“Baik, Ma.”

“Assalamualaikum.”

“Waaliakumsalam.”

Rima menatap ponsel hitam di tangannya dengan hati yang gamang. Kemana mas Adam. Dulu, walaupun terlambat pasti akan mengabari. Walau keduanya tak mesra seperti pasangan lain pada umumnya, tapi Adam tetap menghargai dirinya. Dan Rima tetap akan melayani segala keperluan Adam. Kecuali untuk kebutuhan batinnya.

Adam belum pernah memintanya!

Pernikahan mereka sudah hampir dua tahun, tapi tak sekalipun Adam berniat menyentuhnya. Mungkin Rima terlalu miskin dan terlihat sangat tak menarik di mata Adam. Meski keduanya tidur sekamar, tapi Adam akan tidur di kasur lantai. Bukan tidur di ranjang yang sama dengan istrinya.

Rima menatap sekali lagi layar ponsel hitam pemberian suaminya. Lalu coba dihubunginya lelakinya sekali lagi. Namun hasilnya tetap sama. Hanya operator yang menjawab.

Rima yang jadi ikut cemas, akhirnya memilih untuk menunaikan shalat dua rakaat. Memanjaatkan do’a terbaik untuk sang suami.

Rima terus mendoakan keselamatan Adam. Sementara suami yang sedang ia do’akan sedang sibuk melanglang buana ke nirwana bersama perempuan lain.

Bersambung...
Kisah lengkapnya bisa dibaca di aplikasi FIZZO
Judul: Rima-LUKA DALAM PERNIKAHAN
Karya: Leend Sy

Dukung cerita ini di FIZZO ya teman-teman

Rima- LUKA DALAM PERNIKAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang