Bab 8. Diam!

387 91 5
                                    

Dilarang menyalin, meniru, mempublikasikan cerita ini tanpa izin penulis.

.

.

.

Dalam waktu singkat, nama Steven dan Yifei menjadi perbincangan paling dicari di banyak situs. Video mereka ramai dengan komentar dan tidak sedikit menjadi bahan keributan antar penggemar. Bahkan nama keduanya masih bertengger di papan atas pencarian hingga keesokan hari.

Sebelum pukul tujuh pagi, Steven dikejutkan dengan kedatangan kakak pertamanya yang sudah berdiri di depan pintu apartemen pria itu. Membuka daun pintu lebar-lebar, Steven mempersilahkan sang kakak untuk masuk.

Penampilan Yuning sudah sangat rapi, pagi ini. Pria itu mengenakan setelah jas berwarna biru tua yang terlihat sangat pas memeluk tubuhnya. "Apa kau baik-baik saja?" Pertanyaan itu diajukan kepada Steven. Aroma harum masakan membuat Yuning menekuk dahi dalam. "Kau memasak?"

"Yifei yang memasak," jawab Steven. Dia membawa kakaknya ke arah dapur di mana Yifei masih terlihat sibuk menyiapkan sarapan pagi.

Di salah satu kursi makan, Yuning melihat Alex tengah menikmati susu hangatnya sembari menunggu sarapan siap. "Kenapa kau ada di sini?" Suara Yunning membuat Alex dan Jingyi menoleh ke arahnya.

Melihat kegugupan adik bungsunya, Steven memutuskan untuk menjawab pertanyaan itu, "Alex menginap di sini tadi malam. Aku terlalu malas mengantarnya ke rumah utama." Menarik satu kursi untuknya, Steven menuangkan kopi ke dalam cangkir.

"Yifei, sampai kapan kau akan tinggal di sini?" Yuning menatap adik perempuannya itu dengan ekspresi tidak terbaca.

"Apa kau sudah sarapan?" Jingyi menghindari pertanyaan itu dengan cepat. Dia mengangkat spatulanya tinggi saat menatap lekat kakak pertamanya.

Yuning menyesap kopi tanpa gulannya. "Aku tidak terbiasa sarapan."

Sebelum membalikkan badan, Jingyi menganggukkan kepala. "Pantas saja kau terlihat jauh lebih tua dari usiamu."

Di tempatnya duduk, Steven dan Alex berusaha menahan diri untuk tidak tertawa lepas. Merasa akan gagal, Alex meminta izin pergi ke toilet sementara Steven menutup wajah dengan satu telapak tangannya.

Keheningan menguasai. Suasana di dalam ruang makan milik Steven terasa canggung. Namun, Jingyi bersikap biasa saja. Wanita itu meminta kakak keduanya mengambil satu set piring dan mangkuk untuk Yuning.

"Aku tidak sarapan." Yuning menelan kembali kalimat yang sudah berada di ujung lidahnya saat pandangannya bersirobok dengan Jingyi.

Wanita itu dengan tenang menata masakannya di atas meja. "Tidak ada yang boleh meninggalkan rumah ini dalam keadaan lapar."

Walau ingin berdebat, Yuning memutuskan untuk tidak melakukannya. Dia mendengar Yifei memanggil Alex untuk segera kembali ke ruang makan. Perasaan Yuning saat ini terasa sangat janggal. Ketiga adiknya berbincang dengan santai saat makan dan dengan tegas Steven memintanya untuk menunda membicarakan alasan kedatangan Yuning pagi ini ke kediamannya.

Menyetujui ucapan sang adik, Yuning menikmati sarapannya. Entah kapan terakhir kali dia menikmati makanan rumahan dengan suasana seperti ini?

Suara tawa renyah ketiga adiknya tidak jarang terdengar dan tanpa disadari semua hidangan di atas piring habis tanpa jejak.

Yuning menoleh, menatap lekat Alex yang sudah selesai dengan sarapannya. "Berapa lama kau diskor?"

"Satu minggu." Alex menjawab pendek. Bergerak cepat, dia berdiri, membantu Yifei dan Steven membereskan meja dan mencuci piring.

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang