Bab 13.1 Membuat Masalah

352 78 4
                                    

Dilarang menyalin, meniru, mempublikasikan cerita ini tanpa izin penulis.

.

.

.

Udara dipenuhi oleh aroma hujan. Weilong duduk bertopang kaki, membaca laporan yang baru saja diberikan oleh salah satu tangan kanannya. Menaikkan satu alis tinggi, pria itu menatap seorang pria berusia empat puluh tahunan yang berdiri di depan mejanya.

"Tuan Zhang masuk rumah sakit?"

Pria di hadapannya menganggukkan kepala. "Tadi sore Tuan Zhang dibawa oleh asisten pribadinya ke rumah sakit. Namun, sepertinya beliau merahasiakan hal ini dari beberapa anaknya."

Jemari Weilong saling bertaut saat dia menyandarkan punggung ke sandaran kursinya. Pantas saja Yuning pergi sangat tergesa tadi sore. Dia pasti mendapat kabar dari Nyonya Lu, pikir Weilong.

"Bagaimana kondisinya?" Weilong kembali bertanya setelah terdiam beberapa saat.

"Menurut informasi, Tuan Zhang mengalami serangan jantung ringan. Sekarang kondisinya sudah stabil. Namun, hamba juga mendapat laporan jika Nona Yifei dan Alex pergi ke Shanghai bersama Rose." Dia terdiam sesaat, melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Penerbangan mereka pukul sembilan malam ini."

Mengembuskan napas panjang, Weilong menekuk dahi. Sifat Yifei memang sangat aneh belakangan ini. Wanita itu bahkan dengan sangat mudah mengambil hati saudara-saudaranya. Yifei bahkan tidak keberatan melakukan pekerjaan kasar seperti pengantar makanan, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan wanita itu di masa lalu.

Ah, kecelakaan itu pasti membuat otaknya sedikit rusak, pikir Weilong.

Weilong masih belum selesai bicara dengan tangan kanan kepercayaannya saat seorang pria paruh baya masuk ke dalam ruangannya tanpa izin. Ekspresi pria paruh baya itu terlihat sangat keruh. Menganggukkan kepala, Weilong memberi isyarat tanpa kata kepada anak buahnya untuk meninggalkan ruangan, sementara pria paruh baya tadi duduk di sofa tanpa menunggu dipersilahkan.

"Tuan Chen, Anda sudah kembali?" Weilong berdiri, tersenyum ramah lalu berjalan ke meja bar kecil yang terdapat di sisi kiri ruang kerjanya. "Wiski?" tawarnya.

Mendengkus, Tuan Chen lalu mengangguk. Dia datang membawa kekesalannya serta. Setelah menunggu selama berminggu-minggu, dia tidak mendapatkan hasil yang diinginkannya. Namun, yang membuat pria paruh baya itu semakin jengkel, Weilong terlihat santai walau rencana mereka tidak berakhir mulus.

Tidak lama berselang Weilong kembali ke sofa dengan membawa dua gelas wiski di tangannya. Pria itu meletakkan gelas di atas meja sebelum Weilong duduk di seberang sofa yang ditempati oleh Tuan Chen.

"Weilong, kenapa aku tidak menerima laporan terbaru mengenai Yifei?" Tuan Chen memilih untuk tidak berbasa-basi. Walau memiliki kepercayaan besar terhadap Weilong, dia tidak menampik jika dirinya tidak bisa menyingkirkan kecurigaan terhadap pemuda itu.

Tuan Chen sudah mengenal Weilong sejak pemuda itu berusia delapan tahun. Bisa dikatakan jika Tuan Chen memiliki andil besar dalam pendidikan Weilong. Dia juga yang mengenalkan keluarga pemuda itu dengan Tuan Zhang, hingga akhirnya Weilong dipercaya menjadi salah satu tangan kanan Tuan Zhang bahkan menjadi tunangan putri kesayangannya.

"Kau masih belum lupa rencana kita, kan?" Tuan Chen kembali bertanya setelah Weilong tidak memberinya jawab. Pria paruh baya itu menyesap wiskinya, pelan. Walau masih memiliki kekerabatan dengan Tuan Zhang, dia tidak bisa mengharapkan apa pun dari sepupunya itu karena Perusahaan Galaksi didirikan oleh Zhang muda hingga akhirnya berkembang dan menjadi salah satu perusahaan raksasa di bidang tekhnologi hingga sekarang.

Tuan Chen meletakkan gelas wiskinya di atas meja. "Jangan lupa, Zhang yang menyebabkan ayah kandungmu bunuh diri. Selain itu, ibu kandung Yifei yang membuat ibumu menderita selama ini. Jika bukan karena wanita rubah itu, ibu dan ayah kandungmu pasti sudah menikah dan hidup bahagia." Ia mengatakan hal itu dengan penuh penekanan.

Terdiam sejenak, Tuan Chen menarik napas panjang. "Dan tolong jangan katakan jika kau jatuh hati kepada Yifei! Dari keduanya, Yifei paling buruk karena dia putri dari orang-orang yang membuat hidupmu menderita."

Mendengkus, Weilong menarik satu ujung mulutnya ke atas. "Menyukai Yifei?" oloknya. "Aku tidak mungkin menyukai wanita itu." Weilong mengatakan hal itu dengan penuh keyakinan.

"Kalau begitu kenapa kau berhenti memberi Yifei obat?" tanya Tuan Chen. "Setelah kalian menikah, kau harus memastikan wanita itu masuk ke dalam rumah sakit jiwa, dengan begitu akan lebih mudah bagiku mengatur kematiannya."

Menggoyangkan gelas wiskinya, Tuan Chen memasang ekspresi serius. "Kematian Yifei akan memukul Zhang Yun. Sepupu kesayanganku itu tidak akan bertahan menghadapi kematian Yifei." Tuan Chen mengetuk permukaan meja kayu menggunakan ujung telunjuknya. "Apa kau mengerti?"

Perlahan, Weilong menganggukkan kepala.

Tuan Chen melepas napas panjang yang terdengar berat. Untuk sesaat ruangan Weilong diselimuti oleh keheningan. Tuan Chen sengaja datang ke kantor setelah mendapat kabar jika Weilong masih berada di sana. Ah, sebenarnya dia tidak terkejut karena Weilong memang biasa berada di kantor hingga menjelang tengah malam.

"Aku tidak mengerti, berapa banyak nyawa yang dimiliki anak itu?" Tuan Chen mengatakannya dengan nada penuh dengki. "Berapa kali Yifei selamat dari kematian?" Pertanyaan itu ditujukan kepada Weilong dan tidak mendapat jawab. "Kupikir dia akan mati saat kecelakaan itu, tapi ternyata dia kembali dan jauh lebih menyebalkan dari biasanya."

Mendengkus, Tuan Chen mendongak. Ditatapnya langit-langit tinggi ruang kerja Weilong. "Akan lebih baik jika Zhang kehilangan beberapa anak sekaligus," ucapnya setengah berbisik. Namun, dengan cepat pria itu menggelengkan kepala. "Tidak, aku hanya ingin membuat Zhang Yun menderita. Kebahagiaannya ada pada Yifei, karenanya tahun ini semua rencana kita harus teralisasi!"

Terdiam sejenak, Tuan Chen lanjut bertanya. "Apa kau masih memegang kartu kredit milik Yifei? Kudengar dia tidak lagi tinggal di kediaman utama."

Weilong tidak langsung menjawab. Pria itu menggendikkan bahu acuh tak acuh. "Tuan Zhang sudah mengambil kartu milik Yifei dariku dan sekarang putrinya tinggal di apartemen Steven."

Merenung, Tuan Chen menekuk kening dalam. "Sejak kapan mereka menjadi dekat?"

Sekali lagi Weilong menggendikkan bahu acuh tak acuh. Entah kenapa dia tidak memberitahu Tuan Chen perihal kondisi kesehatan Tuan Zhang yang tengah menurun. "Jangan khawatir, secepatnya aku pasti bisa menyingkirkan Yifei. Anda tidak perlu cemas!"

"Kau harus menikahinya terlebih dahulu!" Tuan Chen menunjuk wajah Weilong. "Setelah sah menjadi anggota Keluarga Zhang, kau bisa menancapkan kukumu di perusahaan ini. Selain itu, asuransi milik Yifei akan menjadi milikmu jika wanita itu mati. Setelah Zhang hancur, akan lebih mudah bagiku menyingkirkan Yuning dari perusahaan ini. Apa kau mengerti?"

Weilong menganggukkan kepala.

"Apa kau benar-benar mengerti?"

"Aku mengerti," jawab Weilong. "Jangan khawatir, semua ini akan segera menjadi milik Anda," janjinya terdengar percaya diri.

.

.

.

TBC

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang