Bab 17. Mengawasi

373 97 4
                                    

Hallo2 ... yang mau ikutan PO pdf Love From The Past, formnya ada di profile saya ya. Terima kasih. ^^

Dilarang menyalin, meniru, mempublikasikan cerita ini tanpa izin penulis.

.

.

.

Keheningan tercipta untuk beberapa saat setelah Jingyi selesai bicara. Ekspresi serius wanita itu mengundang tawa renyah sang sutradara. Pria paruh baya itu menggelengkan kepala. Apa yang diucapkan oleh Steven di grup obrolan mereka ternyata bukan sebuah kebohongan. Yifei memang berbeda dengan apa yang diberitakan selama ini.

Sutradara baru saja akan bicara, tapi urung karena ucapan Yuning kepada adik perempuannya itu. "Kakak tidak setuju." Pandangannya diarahkan lurus kepada Jingyi. "Jangan memotong ucapan kakak!" Yuning menyambung saat melihat adik perempuannya hendak membantah. "Walau hanya peran pendukung, tapi kau memiliki tanggung jawab sama besarnya. Ini kali pertama kau melakukan pekerjaan ini. Bagaimana jika kau menghambat pekerjaan aktor dan aktris lain?" tanyanya, serius.

Yuning mengangkat satu tangannya tinggi dan berhasil membungkam Jingyi yang sudah membuka mulut, siap membantah. Putra sulung keluarga Zhang itu memang sangat berkarisma. "Pekerjaan ini sebaiknya diserahkan kepada aktris yang berpengalaman. Kakak tidak mau kau menimbulkan masalah untuk Kakak Kedua-mu."

Ada jeda pendek sebelum Yuning lanjut bicara. "Lalu, apa kau yakin bisa mengekspresikan naskah sesuai dengan karakter yang kau perankan dan sanggup membuat sutradara puas dengan aktingmu?" tanyanya, masih kepada Jingyi. "Selain itu, Kakak tidak bisa meninggalkanmu seorang diri di sini tanpa pengawasan karena dua hari lagi Kakak harus pulang ke Beijing dan kau juga kau akan ikut pulang dneganku." Yuning menunjuk Jingyi dan Alex bergantian.

"Kenapa cepat sekali?" Jingyi mengerutkan kening. "Aku sengaja membawa Kakak ke sini untuk istirahat," sambungnya. Jingyi mendekat, lalu disentuhnya kening Yuning sembari diusap pelan. "Kakak perlu istirahat. Ada Weilong di sana. Kenapa Kakak Pertama-ku harus bekerja sangat keras sementara dia mendapat gaji sangat besar. Biarkan dia melakukan pekerjaannya!"

Menangkap pergelangan tangan sang adik, Yuning menggengamnya, lembut. Senyum pria itu terkembang tulus. "Terima kasih karena kau mengkhawatirkanku, tapi ada pekerjaan yang tidak bisa dipegang oleh Weilong. Dia tidak memiliki akses untuk memegang semua pekerjaanku di kantor."

Tidak mengerti maksud sang kakak, Jingyi memilih bungkam.

"Karena itu aku akan menbawa kalian pulang besok."

Merasa akan kehilangan calon artis pendatang barunya, sutradara pun ikut bicara untuk merayu Yuning. Dia tahu Yifei tidak akan bisa ikut dalam proyek ini jika kakak pertamanya tidak memberi izin. "Tuan Yuning, aku mengerti kekhawatiranmu, karena itu bagaimana jika kita menguji kemampuannya terlebih dahulu?" usulnya, penuh harap. "Jika Nona Yifei tidak bisa memberikan akting yang kuinginkan, aku tidak akan memaksanya untuk ikut dalam proyek ini. Namun, sebaliknya jika Nona Yifei berhasil melalui ujian yang kuberikan, saya harap Anda bisa memberinya izin untuk bergabung."

Yuning tidak langsung menjawab. Pria itu memasang pose berpikir. Wajah tampannya ditekuk saat menatap Yifei. "Baiklah," ucapnya kemudian. "Namun, tolong berikan penilaian secara adil!" Ia menyambung dengan penuh penekanan.

Satu jam berikutnya, Jingyi membaca naskah dan mempelajari gerakan perkelahian yang harus dia peragakan di depan semua orang. Secara menakjubkan wanita itu berhasil menghapal semua gerakan dalam waktu singkat hingga guru penanggungjawab adegan berdecak kagum dan memberinya tepuk tangan.

Setelah berhasil menghapal setiap gerakan pertarungan, Jingyi menghapal naskah. Saat sampai di paragrap terakhir, wanita itu mengangkat kepalanya dari naskah yang tengah dia baca. Ditatapnya sutradara dan Steven bergantian.

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang