🅤🅝

67 9 0
                                    

────── ⋆⋅☆⋅⋆ ──────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────── ⋆⋅☆⋅⋆ ──────

Un

Peluit Kereta Api berbunyi saat para siswa memadati di Peron 9¾. Terlihat seorang gadis berambut pirang dengan lencana ketua murid di jubahnya, berdiri di sisi peron. Dia ialah Lily Alhena Selwyn.

Sebelum tahun ajaran mendatang. Bagi Lily Selwyn, hari itu dimulai dengan sempurna. Wajahnya selalu bersinar dengan senyuman yang tidak pernah luntur di wajahnya karena kegembiraan menyambut tahun ke-7, namun, rasa sakit kecil di hatinya mengingatkannya bahwa ini adalah akhir tahun ketujuhnya di Hogwarts dan setelah itu ia akan menjadi Healer.

Namun, dengan kabut yang cukup tebal di tahun ketujuh dan kegembiraan serta kegelisahan akan keinginan masa depannya sebagai Healer. Selama sisa liburan ia menghabiskan waktunya di perpustakaan rumahnya, selalu belajar kapanpun untuk memenuhi target nilainya.

Sebelum berangkat ke London ia berpamitan dengan kedua orangtuanya yang sedang berada di Prancis. Tentunya liburan kali ini ia mengunjungi sepupunya di Perancis yang mengadakan pesta pernikahan. Disinilah Lily sendiri di peron tanpa ada orang tua yang mengantarkan nya.

Tidak berselang lama Lily berdiri di sisi peron, ia melihat anak laki-laki berambut ikat coklat tuanya yang selalu berantakan dari seorang Liam Avery, dengan balutan syal berwarna hijau ditambah dengan lambang ular di jubahnya. Liam terlihat bersama dengan ibu serta ayahnya yang menakutkan. Liam Avery merupakan salah satu Pureblood yang termasuk dalam keluarga "The Sacred Twenty Eight".

Dia tidak pernah memberitahu kepada orang tuanya bahwa ia tertarik dengan dunia muggle. Tentu saja, ia tidak akan memberitahu mereka, mengingat ayahnya cukup menakutkan jika sudah berhubungan dengan supremasi darah. Bisa dibilang ayahnya memiliki obsesi yang sama seperti para darah murni kebanyakan, bahwa mereka hanya boleh menikah dengan para pureblood saja dan tidak boleh menikah dengan para muggle, karena ayahnya menganggap bahwa itu akan merusak supremasi darah murni.

Ayahnya bersikap seperti itu, karena ingin menjaga keluarga mereka untuk tetap memiliki darah yang murni dibandingkan dengan keluarga darah murni lainnya, yang telah memutus pikiran tentang supremasi darah murni yang keluarga mereka jaga.

Meskipun memiliki keluarga yang masih mempercayai supremasi darah yang terkadang membuat Liam tertekan, itu tidak sama sekali mengurangi senyumnya saat berada di Hogwarts. Dia pengertian, jujur dan orang yang selalu ada ketika dibutuhkan. Dia adalah teman pertama Lily saat memasuki Hogwarts. Walaupun mereka berbeda asrama, pertemanan mereka tetap bertahan lama terutama Liam sangat membantunya dari tahun pertama hingga tahun terakhirnya.

Lily mengumpulkan tas dan barang-barang yang ia bawa, ia mempersiapkan diri untuk menaiki kereta dan bertemu dengan Liam. Dia mengangkat tas serta barang-barang menuju ke bagasi kereta dengan sedikit bantuan peri yang berada di dekat peron.

𝐇𝐢𝐬𝐭𝐨𝐢𝐫𝐞 𝐉.𝐒.𝐏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang