Forth sedang memijat kaki Beam dengan lembut. Dia menemukan tungkai dan kaki Beam benar-benar halus dan putih. Kulitnya sangat lembut dibandingkan dengannya.
Forth terpesona dengan perasaan menyentuh kulit Beam.
"Siapa kau? Bantal empuk? Apa kau benar-benar manusia?" Tanya Forth dengan senyum licik di wajahnya.
Tapi kebahagiaannya tidak bisa bertahan lama ketika Ming dan Phana menerobos masuk ke ruang medis.
" Apa yang terjadi padanya?" Tanya Ming semakin marah.
"Maukah kau tutup mulutmu sebentar? Beam sedang tidur, apa kau tidak melihat?" Forth mendesis dingin.
Ming memelototinya.
Lam datang di antara keduanya.
"Dia mungkin tidak makan apa pun saat makan siang, dia kelelahan saat sotus dan kemudian kehilangan kesadaran." Jawab Lam pada Phana dan Ming.
"Kenapa dia tidak makan siang?" Tanya Phana khususnya kepada siapa pun.
"Tanya dia begitu dia membuka matanya." Jawab Forth.
"Kau boleh pergi sekarang. Tugasmu sebagai head hazer atau penanggung jawab sudah selesai. Kakak sekaligus sahabatnya ada di sini. " Ucap Ming yang duduk di samping Beam.
Forth menutup tinjunya dan siap meluncurkan dirinya ke arah Ming tapi Lam dan Tul menahannya.
"Beam sedang tidak sehat. Pikirkan tentang dia," kata Tul.
Forth menatap wajah Beam yang tertidur dan menenangkan dirinya. Dia memelototi bagaimana Ming membelai wajahnya.
"Sialan, jangan sentuh dia." Teriak Forth membuat Ming, Phana dan yang lainnya kaget dengan ledakan tiba-tiba dari Forth.
Ming berdiri dari tempat duduknya dan mendekati Forth.
"Hari ini kau katakan padaku, apa masalahmu Forth?" Tanya Ming melupakan segala rasa hormat terhadap seniornya.
Forth menarik kerah bajunya.
"Menjauhlah dari Beam atau aku akan membunuhmu." Forth memperingatkan.
"Dan kenapa aku harus melakukannya? Tuan HEAD HAZER..." tantang Ming, melepaskan cengkraman Forth di kerah bajunya.
"Aku bilang, berhentilah menyentuhnya." Forth meludah dengan marah.
"Kenapa? Dia sahabatku. Apa arti dia bagimu?" Balas Ming.
"Dia adalah milikku!" Jawab Forth membuat Ming dan yang lainnya terkesiap.
"Ya, kau dengar, kan? Dia milikku. Dia milikku dan milikku seorang." Kata Forth menatap langsung ke matanya dengan penuh wibawa.
"Dia bukan properti yang bisa menjadi milikmu." Ucap Phana yang menghalangi mereka.
Ming menyeringai dan mengangguk pada Phana.
"Kau bajingan...." Forth meluncurkan dirinya ke arah Phana dan siap untuk memukulnya tapi seseorang datang di antara mereka dan pukulan itu langsung mengenai wajah orang itu.
"BEAM...." teriak, Phana dan Ming berbarengan.
Beam hampir jatuh ke tanah tapi Ming menahannya.
"Aku bilang berhenti menyentuhnya." Raungan Forth membuat mereka gemetar.
Dia menarik Beam ke pelukannya.
"Aku minta maaf .. maafkan aku, Beam... Aku tidak bermaksud... itu..itu ...maaf....." Forth memohon seperti orang gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLAIMED - A FORTHBEAM STORY
RomanceArogansi yang berubah menjadi ke-posesif-an. Cerita tentang FORTHBEAM. A story by Varshu29