5. Terbiasa

226 20 3
                                    

Tak terasa sudah tiga hari sejak pernikahan palsu itu, tak ada hal khusus yang terjadi antara mereka berdua. Daripada hubungan suami istri, mereka lebih cocok dibilang Roommate. Ya mereka hanya sekedar saling berbagi tempat tinggal tidak lebih.

Mark biasanya hanya sekedar menyapa atau memperhatikannya dari jauh. Bukannya tidak peduli, dia hanya bingung. Sedangkan Haechan yang memiliki sifat keras kepala dan kekanakan mana mau mengurus hal hal yang menurutnya tidak berguna itu.

Haechan baru selesai dari kegiatan kantornya, merenggangkan otot ototnya yang kaku dan memijat pelipisnya pelan untuk mengatasi kepusingan akan tugas kantornya.

Seorang pemuda di sampingnya juga melakukan hal sama, bedanya dia meraih hp nya yang dari tadi terus berbunyi di atas meja. "Stt Haechan, gue kangen minum minum mumpung besok libur ayo ke bar," ujarnya antusias setelah memunculkan locksreen di hpnya.

Sontak Haechan tersenyum sumringah namun tidak bertahan lama karena tiba-tiba saat sedang menutup laptopnya, matanya menangkap objek suaminya yang sedang bersama seorang-

wanita?

Itu bukan perasaan cemburu, jangan salahkan Haechan pernikahan ini bukan keinginannya untuk apa dia cemburu. Haechan malah bahagia memotret keduanya dan mengirimkan fotonya kepada Mami tercintanya.

Me
*send pic
tuh Mami lihat, dia main dibelakang
cepet cerein Haechan ya Mami
I love you

Senyumnya kembali terbit dan menatap Yangyang untuk mengiyakan ajakan minumnya. "Yok gue lagi bahagia bangett."

"Kenapa nih, seneng amat neng."

"Ada lah, pokoknya gue yang traktir, lo boleh pesen sepuasnya."

"Serius ni? aih sayang kamuu," Yangyang sengaja mengimut-imutkan suaranya, dan memeluk lengan Haechan membuka Haechan tertawa.

"Geli anjir, ayo cepetan keburu rame nanti."

{🐻}

"Iya si minum minum, tapi ga sebanyak itu anjir-" botol bir di tangan Haechan berhasil Yangyang singkirkan namun anaknya benar benar keras kepala "HAECHAN!!!!!" Haechan berdiri dari sisi meja bar lalu berjalan linglung ke arah Sofa dengan sempoyongan.

"Bentar lagi gue cere, yeaaaaa," Yangyang kelimpungan sendiri menopang tubuh berat temannya. Tau begini mending dia bersenang senang sendirian, contohnya mencari pria tampan dan mengencaninya.

Pundaknya sudah sangat pegal mempertahankan tubuh Haechan agar terus berdiri. Ayolah Yangyang tidak sekuat Mark manager tampannya. Dengan kesal Yangyang tabok lah pipi Haechan. "Cere cere nikah aja belom lo."

Keterlaluan kan Haechan, temannya sendiri masa tidak diundang di acara pernikahannya. "Dombaaa kamu jahattt, echan jangan di pukul! huweee."

"Ih jangan nangis anjing, nanti orang orang nganggap gue ngapa ngapain lo,"

"Echan bukan anjing dombaaa."

"Aihh iya iya udah diem ah," Yangyang memasang wajah masam, kenapa temennya itu sangat merepotkan sih.

"Haechan gongju-nim Hehe," mata Haechan menyipit dan hidungnya berkerut karena tersenyum, berkali-kali melantur tak jelas dan Yangyang pasti balas dengan tabokan mautnya.

"Eh chan ada telpon, eh anjing Pak Mark Chan ngapain telpon jam segini gue angkat ya,"

Yangyang mendudukkan tubuh temannya di sofa terdekat lalu ia berdiri untuk mengangkat telepon dari handphone Haechan.

Back to You [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang