🍡one

2.4K 231 8
                                    

🍡🍉🦢🗿✨🍡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






🍡🍉🦢🗿✨🍡




"jadi bagaimana? Apa kau setuju dengan kesepakatan ini?" tanya pria tua dengan jenggot putih, pria itu menatap gadis kecil di depannya dengan penuh harap.

Gadis itu akhirnya mengangguk menyetujui kesepakatannya, lagian dia terlihat bosan dengan semua aktivitas yang dilakukannya selama ini.

"aku akan mengawasinya dengan baik. Aku pergi dulu." Gadis itu menunduk dengan hormat lalu menghilang dibalik pintu besar itu.

(name) Bell Dante, gadis bersurai perak dengan mata biru sejernih lautan itu menerima kesepakatan karena dia bosan. Sihir sudah kurang menarik untuknya, tapi karena sudah kodratnya dunia ini memakai sihir jadi dia berusaha memakluminya.

Seharusnya (name) masuk ke akademi sihir tahun lalu, tapi gadis itu hanya berdiam diri di dalam lab dan terus mengotak-atik ramuan random yang dia buat.

"ku harap disana ada hal yang menarik." Gumamnya menatap langit.

Mata (name) tak sengaja menemukan orang-orang yang sedang berbisik, dia menatap ke depan dan mendapati seorang laki-laki yang tidak memiliki tanda. Di dunia sihir memang wajar memiliki tanda, dan jika tidak memiliki tanda maka orang tersebut tidak memiliki sihir dan akan dibawa ke biro sihir.

Laki-laki itu sibuk menikmati krim puff sedangkan polisi sihir yang mabuk itu mengomelinya, dan kemudian tanpa aba-aba dia merobek seragam polisi itu.

(name) tertawa kencang menikmati drama yang sebentar itu, dia meninggalkan kerumunan dan melanjutkan jalannya menuju rumah.

"pria aneh."



🍡🍉🦢🗿✨🍡



Kini (name) menginjakkan kaki ke akademi Easton untuk kesekian kalinya, klien yang berhubungan dengan akademi ini memang tajir. Jadi (name) senang berbisnis dengan mereka.

"terlalu ramai." Gumamnya melihat suasana akademi yang sangat ramai. (name) terpaksa memasang tampang friendly agar tujuannya cepat tercapai.

"haii, aku mau tanya. Kira-kira kapan mulai ujiannya?" gadis itu menepuk punggung pria bersurai biru dengan tanda dua garis. (name) tersenyum ramah sambil menunggu jawabannya.

"Hah! Pergi kau kroco. Kau menghalangi pandanganku." Ucap laki-laki itu sombong. (name) tersenyum sambil menahan amarahnya.

"oke semoga berhasil." Ucap (name) yang bisa diartikan (aku akan membunuhmu.)

(name) memasang tampang jutek setelah mendapat respon itu. Tak lama seorang penguji datang dengan lingkaran api dibawahnya, peserta berbisik karena pengujinya adalah salah satu orang hebat di akademi Easton.

"menyebalkan. Sifatnya gak pernah berubah, haus pujian." Sindir (name), gadis itu memperhatikan tingkah professor Lucci dengan malas.

"kau pasti berpikir kalau dirimu hebat karena bisa muncul dari dalam api." Ucap seseorang dengan cream puff di mulutnya. (name) menahan tawanya karena ucapannya sudah di wakil kan.

Professor Lucci yang mendengar itu geram, kemudian tak lama dia mulai menunjukkan aksi lainnya dan ujian akhirnya dimulai.

Professor Lucci memberikan lembaran kertas yang berisi tulisan yang bergerak dengan cepat. (name) tertawa dalam hati. Ujian ini terlalu mudah baginya, tapi karena dia sedang berperan sebagai karekter Npc jadi dia menyelesaikannya agak lama.

Bangsat.

(name) itu gadis pemalas tapi genius. Dia memang genius tapi kenapa ujian kedua malah labirin sihir.

"aku malas berjalan." Dia bergumam lesu, dia harus mencari tumpangan agar bisa keluar tanpa mengeluarkan tenaga.

Sudut matanya tak sengaja melihat pria dengan surai merah dengan bandana. Dengan cepat (name) mengahmpiri dan berpura-pura.

"ano.. apa kau bisa membantuku?" (name) menatap pria itu dengan polos

"kau butuh bantuan apa?" gotchaa!! Wajah (name) terlihat senang, dia mulai bercerita kalau kakinya terkilir karena jebakan, dan akhirnya (name) mendapatkan seseorang yang mau menggendongnya dengan suka rela.

"aku (name) Bell Dante, kau?"

"aku Dot Barrett" pria bersurai merah itu tampak senang menggendong (name), sedangkan (name) mulai terasa tidak nyaman karena Dot mulai bertingkah aneh.

"Kau seperti baru pertama kali menggendong seorang gadis." Celetuk (name)

Dot memasang ekspresi senang, dia sangat suka kalau gadis-gadis mendekat kearahnya. Dia seperti menjadi hero.

"kau yang p-pertama" ucap Dot malu-malu.
Sebelum mencapai ujung, (name) meminta untuk diturunkan. Bisa gawat kalau ada yang tau, dia berjalan di belakan Dot dan tak lupa mengucap terimakasih.

(name) terlihat senang karena rencana santuynya berhasil, dia bisa keluar tanpa mengeluarkan tenaganya.

Dan ujian selanjutnya berjalan lancar seperti yang (name) harapkan. (name) berpikir kalau ujiannya akan susah seperti yang orang-orang katakan, tapi ternyata sangat membosankan.

"ah gak seru."



🍉tbc🍉

マジック|| MASHLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang