0.3

500 71 14
                                    

~ - Little Brother - ~
-
-
-
-
-

_______________________________________

Gempa menatap sekeliling dengan penuh rasa penasaran. Sekarang ia berada didepan rumah yang tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil. Suasananya sepi namun menenangkan, dengan pohon-pohon di sekelilingnya serta angin yang berhembus pelan menerbangkan sedikit daun-daun pohon.

Pundaknya di tepuk pelan oleh pemilik rumah itu. Dengan senyumannya dia menggenggam tangan kecil gempa dan mengajaknya masuk.

"Ayo masuk!! Jangan di pandang terus" taufan menarik gempa sambil memasuki rumah itu.

Hali hanya melihat tingkah mereka berdua, sambil membawa beberapa koper yang berada didalam bagasi mobil.

Memang kurang ajar, meninggalkannya sendiri dengan koper-koper berat ini.

Didalam taufan berlari kecil untuk melihat rumahnya. Ini adalah rumah yang akan di gunakan untuk menjaga gempa, lokasinya jauh dari perkotaan dan hal itu akan membuat gempa menjadi lebih sulit dilacak oleh orang-orang jahat.

Gempa hanya duduk diatas sofa dengan tenang, ia bingung ingin melakukan apa. Rumah ini tidak terlalu besar seperti rumah miliknya dulu, dan tidak terlalu mewah. Semuanya sederhana, namun tertata rapi dan bersih.

Hanya saja, pikiran dan hatinya begitu kosong. Gempa berjalan mendekati cermin, melihat pantulannya sendiri dengan banyak perban di tubuhnya.

Tubuhnya begitu kurus, dengan luka dimana-mana.

Kepalanya diusap lembut oleh seseorang, gempa bisa melihatnya di pantulan kaca itu.

"Sedang apa kau? Tidak ingin melihat kamarmu sendiri, seperti orang sableng itu?" Tanyanya dengan nada datar.

Gempa hanya menunduk dan menggeleng pelan, meskipun sudah aman tetapi ia belum terbiasa dengan nada bicara orang ini.

"hali!! Tega sekali kau mengatakan hal itu padaku!" Taufan berteriak tidak terima.

Hali memutar matanya bosan, dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan. Taufan memutuskan untuk menyalakan televisi dan duduk di sebelah gempa. Mencari saluran yang aman ditonton untuk gempa.

Gempa menonton televisi dengan diam, tidak ada sepatah katapun yang keluar. Taufan bingung ingin memulai topik seperti apa.

"Gempa kan? Kenapa kau diam saja?", Taufan memulai topik percakapan dengan canggung.

Tidak ada balasan dari gempa, Taufan hanya menghela nafas. Ini terlalu canggung baginya. Hanya hali yang bisa menghadapi suasana dingin ini. Namun dia sedang memasak di dapur. Sepertinya taufan harus sabar menunggu hali selesai.

Tidak lama hali datang sambil membawa semangkuk makanan. Ia meletakan di atas meja dengan hati-hati. Mata taufan berbinar saat melihat makanan yang sudah tersajikan dihadapannya.

Ia langsung mengambil sepiring nasi dengan lauk dan memakannya dengan lahap. Perutnya benar-benar perlu diisi, mengingat hari ini ia belum makan apapun.

Hali mengambil sepiring nasi untuknya dan gempa, karena ia tahu jika gempa masih sedikit takut dan canggung saat berada disebelahnya. Untuk lauk, hali menyuruh gempa untuk mengambilnya sendiri sesuai seleranya.

Mereka bertiga makan bersama dengan tenang sambil menonton televisi yang menyala.

~ -- ~

Little Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang