4. Ending...?

548 28 3
                                    

Gojo muda terbangun dengan gemeresak suara orang berpakaian. Ketika ia membuka matanya, ternyata ini sudah siang, yah itu wajar, mereka tertidur di dini hari, beberapa jam sebelum matahari terbit. Gojo muda menyilangkan tangan untuk bersandar kepala, mengamati Gojo yang sudah memakai celana dan kaos putih dengan jaket seragam Jujutsu terlampir di lengannya.

"Oh, kau bangun?" Ujar Gojo kala ia menyadari Gojo muda yang sudah bangun.

Gojo muda mengguling kearah Megumi yang masih tidur di sampingnya, mengusap poni surai landak dan mengecup dahinya.

"Begitulah. Kemana kau akan pergi, rapi begitu?" Tanya Gojo muda.

Gojo menghampiri ranjang untuk duduk di tepi ranjang, tak mau kalah dan mengelus surai Megumi dengan lembut. 

"Kupikir ini sudah waktunya untukmu pergi. Kau harus kembali. Terlalu lama disini bisa mengubah banyak hal yang mungkin tidak kita inginkan." Kata Gojo bijak.

Gojo muda mendengus kesal. Enggan rasanya meninggalkan dunia dimana Megumi menjadi senpai yang cantik dan  pacar yang seksi, pemuas nafsu berahi yang manis.

"Okey, okey. Lagipula Megumi-chan bisa khawatir jika aku terlalu lama pergi." Kata Gojo muda. Remaja itu bangkit dari ranjang dan menggeliat, menguap di tengah langkahnya menuju kamar mandi.

Gojo mengamati langkah Gojo muda, dan memilih untuk fokus saja pada Megumi yang masih lelap disisinya. Mengagumi wajah cantik kekasih kecil yang akan jadi calon istrinya. Menyandang nama belakangnya, menjadi nyonya besar di keluarganya, mengandung bayi kecilnya, membentuk keluarga bahagianya.

"Aah, cepatlah lulus Megumi." Guman Gojo
.
.
.
.
.
Singkat cerita, Dua Gojo kembali ke hutan angker tempat mereka bertugas, mencoba peruntungan untuk menemui kutukan yang membawa Gojo muda ke zaman mereka. Sepertinya para dewa amat memberkati dua Gojo, mereka langsung menemukan kutukan itu begitu mereka sampai di hutan. Langsung saja Gojo menyerang kutukan itu, membuat teknik kutukan itu aktif seperti sebelumnya, dan membuka portal asing tepat setelah kutukan itu dimurnikan.

"Yah, kurasa itu jalanku untuk pulang." Kata Gojo muda. Ia mendarat dari terbang tepat di dekat portal itu.

"Kurasa iya." Ujar Gojo seraya melepas penutup matanya. Memastikan dengan enam mata pada portal itu.

"Yah, kemarin itu pengalaman yang bagus. Akan aku coba menggoda Nanamin dengan cara yang sama nanti. Sampai jumpa, Aku tua." Kata Gojo muda seraya melambaikan tangan pada Gojo.

"Yah, sampai jumpa. Sampaikan salamku pada Megumi-chan. Dan Tsumiki nee-san." Kata Gojo. Ludahnya kering kala mengucapkan nama Tsumiki.

"Yah. Ya! Manjakan mereka berdua. Buat Tsumiki nee-san bahagia dengan pakaian cantik dan kartun princess." Kata Gojo.

Gojo melambaikan tangannya pada dirinya yang lebih muda. Menatap tempat itu sampai portal nya menghilang. Baru ia bergegas meninggalkan hutan angker itu.

Diperjalanan pulang, Gojo mampir untuk membeli sebuket bunga Lily putih. Membawa buket itu ke rumah sakit yang familiar, menyusuri lorong yang familiar, memasuki kamar biasa yang familiar.

Disana terbaring gadis cantik yang masih tertidur lelap, dengan untaian kabel yang menempel disetiap tubuhnya. Gadis cantik, masih tidur tapi tidak mati.

Gojo menghampiri Tsumiki yang tertidur lelap, mengusap dahi bertanda kutukan dengan sayang. Beralih menatap buket bunga Lily putih ke dalam vas di dekat Tsumiki. Sedikit mendengus kesal dengan betapa berantakannya ia menata vas bunga itu. Berbeda dengan Megumi yang pandai membuat kanzashi atupun menata bunga di vas, Gojo benar-benar payah walau ia mengklaim ia bisa melakukan apa saja.

Pasti! Aku Akan Kabur | Gofushi |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang