1. Senpai atau Kohai ?

1.4K 85 12
                                    

Matahari mulai meredupkan cahaya kuningnya, berubah menjadi cahaya jingga remang-remang, pertanda senja telah datang, dan siang akan digantikan dengan malam penuh bulan dan bintang.

Hari itu, sore itu siswa tahun ketiga SMA Jujutsu Metropolitan Tokyo, baru saja kembali dari misi memurnikan kutukan. Tentu saja dengan beberapa luka dan pakaian compang-camping yang begitu kentara saat dilihat.

Ketiganya berjalan beriringan dengan Nobara didepan, sebagai ketua atau pemimpin jalannya, menggunakan kekuasaannya sebagai gadis cantik, katanya. Sementara dibelakangnya ada remaja bersurai pink dengan berbagai tas belanjaan yang tergantung dengan aman di kedua lengannya. Terlihat seperti truk kargo pengangkut barang. Nobara memanfaatkan alias menyalahgunakan kemampuan fisik Yuuji yang diatas rata-rata itu, dan sekali lagi menekankan keberadaanya sebagai gadis cantik yang lemah, atau pura-pura lemah.

Mengesampingkan dan menyangkal keberadaan putri manja yang sebenarnya diantara ketiganya, yang dengan tenang berjalan di barisan paling belakang, remaja bersurai hitam acak-acakan, Megumi. Begitu santai tanpa beban apapun ditangannya. Benar-benar bersih dari barang bawaan.

Anehnya tak ada satupun yang memprotes, entah itu Nobara, ataupun Yuuji. Tak ada satupun. Entah alasan apa yang mendasarinya, apakah itu Nobara yang terlalu malas untuk peduli, ataupun Yuuji yang begitu baik hati, tak membiarkan Megumi yang notabene kurus seperti wanita, membawa barang berat apapun. Sepertinya hal itu tak dipermasalahkan nyaris tak dipedulikan lagi mengingat formasi seperti ini sudah sangat lumrah bagi ketiganya.

Ketiganya dengan goyah melangkah memasuki SMA, menuju ruang medis. Tempat dimana mereka bisa membersikan dan menyembuhkan luka-luka yang mereka punya. Ketika sampai disana, mereka disambut dengan pemandangan wanita dewasa didalamnya. Terlihat begitu sibuk dan lelah, dengan betapa kusut surai coklatnya. Biasanya surai coklat itu digerai dengan santai, namun kali ini hanya diikat dengan ceroboh. Dokter itu begitu terpaku pada tumpukan kertas dan rokok setengah habis yang bertengger sela-sela jarinya.

"Shoko-san, kau sibuk? Bisa tolong kami?." Ucap Nobara tatkala mereka memasuki ruangan.

Suara besarnya cukup untuk membuat shoko yang masih terpaku dengan kertasnya, segera menolehkan kepalanya dan memberikan perhatiannya pada ketiga siswa.

"Ah, kalian habis dari misi ya?"

"Ya." Sahut Yuuji dengan penuh semangat, seolah tak kehilangan tenaga maupun tergores luka sama sekali.

"Maaf menganggu waktunya. Tolong bantuannya, Ieri-san." Mohon Megumi dengan sopan seperti biasa.

"Jangan sungkan." Kata Shoko sembari melambaikan pergelangan tangannya, sebagai isyarat kalau itu bukanlah hal yang bermasalah. "Mana yang sakit?"

Shoko bertanya sekadar berbasa-basi, sembari membimbing ketiga siswa itu pergi dari meja kantor medis yang penuh dokumen dan kertas, menuju ke ruang medis yang penuh dengan ranjang, obat-obatan dan perban.

Ketiga siswa itu hanya mengikuti dalam diam, meletakkan barang bawaan mereka-Belanjaan Nobara- disudut ruangan, dan fokus pada penyembuhan diri depan mereka.

"Tidak ada yang serius. Aku hanya mengalami sayatan dan lubang paku kecil ditangan. Si bodoh ini punya cukup banyak luka, tapi dia gila. Tidur semalam dan besok ia akan bisa dipekerjakan lagi." Jawab Nobara sembari menunjuk Yuuji dibelakangnya dengan ibu jarinya, sebagai si bodoh yang gila.

"Oi! Jangan panggil aku seperti itu" protes sang pemilik fisik gila yang luar biasa. "Ya, kurasa hanya perlu pemeriksaan fisik untui memastikan kondisi baik, itu saja Ieri-san" kata Yuuji lagi.

"Ya. Masalahnya adalah putri kecil kita yang manja baru saja terpental dan membentur 3 gedung pencakar langit hingga tembus." Nobara menggoda dengan sedikit sindiran yang sinis. "Kita harus lihat apakah tulang punggungnya masih utuh " tambahnya lagi.

Pasti! Aku Akan Kabur | Gofushi |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang