45. TERLIHAT RAPUH

7 2 0
                                    

Aku mengelilingi perpustakaan kota yang teramat luas ini sendirian.

" Sayang "

Panggil seseorang membuatku berpaling dan menatapnya yang sedang membaca buku dengan serius itu.

" Hem "

" Kamu beneran gak mau baca? Banyak buku bagus bagus loh. Cerita action juga banyak "

" Aku kan gak suka baca buku. Kamu aja. Aku mau lihat lihat aja "

Kataku dan bergegas menjauh darisana. Tak lama ponselku berdering. Tertera nama Bang Rafka di layar.

Aku manarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan. Entah mengapa hanya dengan berbicara dengan dia membuat dadaku sesak.

" Iya bang ada apa? "

Terdengar suara isakan kecil darisana.

" Bang lo kenapa? "

" Ka......lo bisa kesini? "

Suara dari seberang terdengar sejak dan juga parau. Hatiku menjadi gelisah mendengarnya.

" Lu dimana? "

" Rumah Sakit Medika "

" Hah? Lu kenapa? Lo sakit "

" Bukan gue....tap....i In...dri... dia kecelakaan. Please lo kesini ya Ka. "

" Iya "

Aku langsung bergegas menuju ke tempat Chelsy tadi duduk. Segera aku menarik tangannya halus.

" Kita pulang ya. Aku ada urusan urgen banget soalnya "

Syukurlah gadis itu nurut tanpa protes ataupun sekedar bertanya. Mungkin karena ia juga sudah bosan membaca buku berjam jam disini.

Setelah mengantarkan Chelsy aku langsung bergegas menuju ke tempat Bang Rafka.

Sebelum mobil itu melaju aku melihat  Cinta yang sedang duduk melamun di taman samping. Tatapannya kosong.

Deg. Jantungku berdegup lebih cepat kala melihat luka lebam di pipi kiri dan juga ujung matanya.

" Lo kenapa lagi Cin? "

Niat hati ingin menghampirinya tapi tertahan oleh ingatanku yang lain.

" Bodoh!! Bang Rafka lebih butuh lo. Lagipula itu Abang lo Raka. Sedangkan Cinta bukan siapa siapa lo bego. Sadar napa!!!! "

Gerutuku dalam hati kemudian bergegas memasuki mobil dan mengemudikannya meninggalkan halaman rumah ini.

Setelah beberapa menit mengendarai mobil akhirnya mobilku telah terparkir di tempat parkir rumah sakit.

Aku segera berlari ke dalam dan bertanya di resepsionis.

" Makasih sus "

Kataku kemudian melangkahkan kakiku menuju dimana Kak Indri di rawat. Langkahku terhenti di belokan karena melihat Om Tio marah besar kepada Bang Rafka.

" Jadi Kau Lelaki yang buat anak saya buta ha!!! "

Kata pria itu sambil mengcengkram kerah baju Bang Rafka. Mataku membola aku segera menghampirinya.  Namun telat wajah Bang Rafka telah jadi sasaran bogeman mentah dari Om Tio.

Bang Rafka tersungkur. Akupun membantunya berdiri. Terlihat darah mengalir dari lubang hidungnya.

" Ada apa sih om? Kok main pukul pukul aja! "

" Abang lo ini udah bikin anak saya celaka. Ayah mana yang tak marah melihat anaknya terluka ha?!! "

Pria itu berkata keras dengan menunjuk nunjuk wajah ku dan Bang Rafka, sontak saja emosi ku meluap karenanya. Aku mengepalkan kedua tangan ku erat menatap orang itu tajam.

bukan dia yang aku inginkan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang