chp 4

146 16 4
                                    

Di taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang merekah, Erin berjalan di bawah sinar matahari yang gemilang, langkahnya diiringi oleh irama riang angin yang membawa aroma harum dari bunga-bunga itu, menjadikan setiap detiknya sebagai tarian keindahan alam yang tak terlupakan. di sinilah tempat yang paling Erin sukai, tempat yang membuat perasaannya tenang dan nyaman.

Erin ditemani oleh 3 pelayan terpercayanya. ketiga pelayan tersebut bukanlah pelayan biasa, mereka merupakan anak dari mantan bangsawan yang telah mengalami masa sulit sehingga berakhir menjadi pelayan di kerajaan, namun mereka masih tetap dihormati oleh beberapa pelayan lain karena mereka memiliki sihir yang kuat, karena pada dasarnya para bangsawan memiliki sihir yang jauh lebih kuat daripada rakyat biasa.

"wah! bunga mawar yang ku taman mulai mekar!" Erin berseru dengan antusias saat melihat bunga yang ia tanam mulai sedikit menampakkan mahkotanya

"Tentu saja, Erin-sama sangat baik dalam menjaga bunganya sehingga tumbuh dengan subur" ujar Lilian memuji hasil kerja keras Erin saat menjaga bunga tersebut agar tetap subur

"Aku memang hebat" ujar Erin dengan bangga menaikkan dagunya keatas

para pelayan Erin hanya terkekeh kecil dengan kepercayaan diri Erin, itu merupakan sifat Erin yang tidak pernah berubah dari dulu, layaknya bunga tulip yang melambangkan sifat percaya diri, berani dan dan mampu untuk mekar di tengah tantangan ataupun kesulitan.

waktu pun berlalu dengan lambat dan penuh kedamaian. Mereka duduk di antara bunga-bunga yang berwarna-warni, merasakan sentuhan lembut angin yang membawa aroma bunga, sambil berbagi cerita dan tawa, hingga tiba tiba seseorang datang mendekat kearah mereka. Erin yang terlalu senang berbagi cerita dengan pelayannya pun tidak sadar jika seseorang telah datang mendekat kearahnya

"Erin" panggil orang tersebut dengan senyum khas miliknya

"ah! Sarden!" Erin berseru kegirangan dengan kedatangan Sardania, langsung lompat dari duduknya dan memeluk Sardania dengan gembira, Erin terlihat seperti seekor rubah merah yang lincah, dengan ekornya yang lebat berkepul-kepul, dia melompat ke dalam pelukan orang yang Sardania dengan keceriaan yang menggemaskan, memberikan pelukan hangat yang membuat Sardania tidak dapat menaham senyumnya akibat gemas dengan perilaku Erin.

"apa kau sedang bersenang senang, Erin?" tanya Sardania tersenyum lembut sambil mengelus kepala Erin

"ya, tentu saja! aku harus memanfaatkan waktu liburku karena Orion tidak memberikanku banyak pekerjaan lagi" jawab Erin dengan watados (wajah tanpa dosa)

"haha, kau licik juga Erin. ngomong ngomong dimana Orion? tumben saja bukan dia yang menemanimu" Sardania bertanya kebingungan akibat ketidakbiasan yang telah terjadi

"hmm, Orion sedang sibuk mengisi berkasnya. entah kenapa belakangan ini dia begitu sibuk dengan itu semua bahkan dia sampai memiliki mata panda" jawab Erin yang membuat Sardania mengangguk mengerti

"jadi begitu...yah sepertinya dia cukup bertanggung jawab atas kecerobohannya" ujar Sardania mendengus lega

"apa maksudmu?" tanya Erin curiga, berpikir jika Sardania sedang mengejek Orion

"apa kau tidak tahu? apa Orion tidak memberitahumu mengapa ia sangat sibuk belakangan ini?" tanya Sardania ingin tahu, saat menyadari jika Erin tidak mengerti mengapa dia berkata seperti itu. Sardania sudah menebak jika Orion menyembunyikan kasus ini dari Erin

"tidak" jawab Erin dengan ragu sambil mencoba mengingat jika Orion pernah memberitahunya suatu hal

"sepertinya dia mengambil keputusan bagus"

Erin yang tidak mendapatkan jawaban apapun dari ingatannya pun langsung melirik kearah Sardania, Erin menatap kearah Sardania dengan tatapan penuh kecurigaan

Protect You [IDOLISH7 Fanfic] Orion x ErinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang