menghancurkan sang gadis

47 5 1
                                    


"Saya kira kau adalah bahagiaku, namun saya salah kau adalah luka paling sakit yang ku punya."

Matahari sudah mulai menaiki bumi dan menjulang tinggi, saat ini rumah kediaman keluarga aldebaran cukup sunyi.

Hanya ada alicia di rumah, sang kakak tidak juga kunjung pulang dari semalam, sementara fais dan alaska sudah pergi kerena ada urusan.

Tadi pagi alicia sudah sarapan fais yang membuatnya, sebelum fais dan alaska pergi kedua lelaki itu sudah bilang.

"jangan kemana-mana Sampai benua pulang."

Alicia hanya menuruti, saat ini gadis itu sudah ada di kamarnya untuk mendengar musik favorit.

Telinga gadis itu mendengar ada mobil yang memasuki area rumahnya, ia sudah menebak bahwa itu kakaknya. Kerena sang ibu bilang ia tidak bisa pulang ke jakarta pagi ini.

Alicia meraih tongkatnya dan mulai keluar dari kamar tersebut, ia mencium wangi farfum dari sang kakak, ia tebak kakaknya sedang berada di ruang tamu.

"bang!" lirihnya.

Benua menolah, ia menghampiri adiknya "kenapa?" tanyanya takut gadis itu kenapa-napa.

Alicia tidak menjawab ia langsung memeluk tubuh sang kakak "kemana aja bang?" tanya gadis itu.

Benua tersenyum manis, ia membalas pelukan adiknya "maaf ya, abang butuh waktu." jawab pria itu.

Alicia melepas pelukanya "bang, farfum abang kenapa vanila? Sejak kapan abang ganti farfum?" tanya gadis itu lagi, "tadi dari kejauhan mah wanginya gak kerasa banget sih, tapi sekarang ngengat gak enak." lanjutnya.

Benua terkejut, ia mencium badannya "hah iya kah? Enggak ko, apa tadi ya pas di toko ada yang nyemrot tanpa izin," elaknya, semoga adiknya tidak curiga.

Alicia terdiam sejenak, "abang gak macem-macem kan?" tanya gadis itu lagi.

"penting buat abang jawab?" tanya benua, alicia mengeleng, "udah makan?" tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.

Gadis itu mengangguk cepat "udah tadi, fais masakin aku tempe kecap enak banget tau bang." jawabnya.

"oh," gumahnya "em tadi abang dapet kabar, kalo udah ada yang mau donorin mata buat kamu." ucapnya, membuat alicia terkejut.

"hah!" sentaknya, "bang, abang gak bercanda kak?" tanyanya memastikan.

"enggak."

Mata alicia meluruhkan air mata, akhirnya satu bulan hidup dalam kegelapan ia bisa melihat lagi, gadis itu memeluk kakaknya untuk menyembunyikan suara tangisnya, ia malu jika menangis di hadapan sang kakak "makasih," lirihnya.

Benua membalas pelukannya dan membelai lembut rambut adiknya "terima kasih sama yang lain juga," ujar pria itu, membuat alicia terkejut.

"siapa aja? Yang udah berjasa buat aku bang?"

Benua tersenyum "terutama, jingga dan azelia. Mereka rela balapan berkali-kali dan akhir menang, terus langit, alaska, fais, abang, dan sahabat-sahabat kamu yang lain" jelasnya.

ALICIA On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang