Chapter 3

19 2 0
                                    


“Alana my Bestie”

Itulah nama yang tertera di layar handphone nya, segeralah ia angkat.

“halo, assalamualaikum alana” sapa ku terlebih dahulu pada alana.

Hening.. itulah yang didapatkan oleh Erin saat mengucapkan salam pada orang disebrang sana. Tak lama kemudian hanya terdengar helaan nafas saja.

“waalaikumsalam, Rin. Gue mau cerita” jawab alana.
“Iyaa boleh dong, ada apa al. Apa ada masalah?” tanya Erin Penasaran.

“Naufal.. tadi habis isya dia datang ke rumah. Sama orang tuanya juga, dia berencana buat halalin gue rin. Gue harus jawab apa ya. Gue bingung satu sisi gua trauma sama pernikahan. Satu sisi lagi gue emang punya perasaan sama dia Rin” Ucap Alana disebrang sana.

“ikutin kata hati lo al, sekarang lo minta sama allah gimana yang terbaik. Minta jalan keluarnya sama allah. Curhat sama allah. Gue ga bisa bantu banyak, semua keputusan ada di lo al. Gua dukung apapun keputusan lo, gua mau lu nemuin kebahagiaan lo mulai 1sekarang al.” Jawab Erinna untuk menguatkan.

“gue coba rin, gue mau solat istikharah dulu, minta yang terbaik sama allah. Thank’s yaa Rin, lo emang sahabat gue yang terbaikk. Semoga lo cepet ketemu hilal jodoh hehe” ucap Alana terdengar menyebalkan menurut Erin.

“Aelah lo, sombong banget. Tadi aja misuh-misuh. Mentang-mentang mas lo itu udah dateng. Gue yang dapet imbas.” Kesal Erin sambil merotasikan bola matanya.

“oiya al, gue mau bilang sesuatu. Masalah kepindahan tempat ngajar gue. Gue udah fiks mau pindah ke sini aja. Hmm, ada yang nawarin buat jadi guru  di sekolah ini ada kebetulan ada dua posisi guru wali kelas ada yang kosong. Posisi sekolahnya di Bogor kota sih tapinya, Lo gimana mau ikut juga ga?” Ujar Erin sambil bertanya.

“Kayanya ngga deh rin, lo kan tau rumah gue lumayan jauh kalo ke Bogor kota. Gue ditawarin juga sih sama kaka sepupu gue buat masuk ke sekolah tempat dia.” Sahut alana disebrang telpon.

“yaaah sedih dong gue ga bareng lo lagi, hwaaa” jawab Erinna sedih.
“ga papa, kita kan masih satu kota gimana sih lo. Nanti kita atur jadwal nongkrong laah. Hehehe”  ucap alana menguatkan.

“Siaplah, yaudah dah malem juga. Istirahat all. Gue tutup yaa,  Good night bestiee. Assalamualaikum” ucap salam Erin menutup telphon
“waalaikumsalam” jawab alana di sebrang sana. Dan telphon pun berakhir.

1 Minggu kemudian...

Kini Erinna dengan Alana sudah mengurus-ngurus kepindahan nya untuk mengajar di tempat baru mereka masing-masing. Esok hari pun Erinna sudah diizinkan untuk memulai mengajar. Erinna ditempatkan sebagai wali kelas di kelas 3 menggantikan bu Santi yang sudah pensiun itu.

Di hari senin ini, yang dimana anak-anak melaksanakan upacara bendera di lapangan sekolah yang terbilang cukup luas itu. Di momen upacara ini pun, Erinna akan diperkenalkan sebagai guru baru.

“Assalamualaikum Wr. Wb. Anak-anak ku yang ibu banggakan. Rekan-rekan guru dan staf sekolah. Hari ini saya akan memperkenalkan guru baru yaitu Ibu Erinna, kepada Ibu Erinna di Persilahkan Maju ke depan bu.” Ucap ibu Euis mempersilahkan.

ibu Euis ini merupakan kepala sekolah di sekolahh ini beliau ini lah yang menawarkan posisi guru pada Erinna.

Tak mau berlama-lama Erinna Maju untuk memperkenalkan diri.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, salam sejahtera saya ucapkan. Sebelumnya izin memperkenalkan diri, saya Sheeza Erinna Lestari. boleh juga dipanggil ibu Erinna atau ibu Erin asal jangan dipanggil sayang aja ya hehehe” ucap Erin memperkenalkan diri diselingi candaan yang mengundang tawa dari semua.

“Saya diamanahi untuk menjadi wali kelas dari kelas 3B disini, semoga saya bisa menjalankan nya dengan baik. mungkin segitu saja yang bisa saya sampaikan. Wassalamualaikum wr.wb. Saya kembalikan kepada ibu Euis.” Ucap Erin sambil memberikan microphone pada bu Euis.
Upacara pun dilanjutkan hingga selesai.

Tibalah saatnya Erinna mengajar di kelas 3B. Erinna  mulai menyapa anak muridnya hingga jam istirahat pun tiba. Anak-anak pergi keluar entah itu bermain, makan bekal di taman, atau pergi ke kantin.

Akan tetapi saat Erinna membereskan barang-barang miliknya ia menolehkan ke arah kursi yang ditempati seorang anak laki-laki. Erinna menyadari sejak awal dirinya masuk, ia melihat anak itu selalu diam. Tidak pernah berinteraksi dengan anak yang lain. Dilihat-lihat anak itu sangatlah tampan hidungnya mancung kulitnya pun putih.

Dengan perlahan Erinna mendekati anak itu, ia mengusap rambut hitam legam milik anak tersebut. Anak itu yang awalnya sedang memasukan nasi ke mulitnya segera mendongkak melihat Erinna. Sejenak mereka bersitatap.

“haii, kamu Risyad kan?” tanya erin
Anak itu diam, hanya anggukan kepala saja sebagai jawaban.

“Risyad kenapa ga gabung sama teman-teman yang lain nak?” tanya Erin penasaran.

Diam.. anak itu hanya menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan Erinna.

Huhh... Erinna menghela nafas nya saja mencoba sabar menghadapi anak yang ada dihadapannya ini.

“Ibu temani ya, disini. Risyad makan apa nak? Ibu juga bawa bekal. Tunggu sebentar yah ibu ambil ke depan” tanpa menunggu jawaban Risyad.

Erinna pergi mengambil bekal yang ada di tas nya itu. Tak lama kembali dengan tas bekalnnya.

“inii, ibu bawa ayam goreng 2. Risyad suka ayam?” tanya Erin.

Anggukan kembali yang erin dapatkan sebagai jawaban. Dengan segera Erin memberikan paha ayam yang dia bawa ke wadah bekal milik Risyad.

Dilihat Bekal yang dibawa oleh Risyad hanya telur mata sapi dengan nasi yang di lumuri oleh kecap hitam.
Mereka makan dengan diselingi pertanyaan dari Erinna.
Jangan harap Risyad menjawabnya dengan antusias. Sebab sedari tadi jawaban yang diberikan Risyad hanya gelengan dan anggukan saja atau tidak menjawab dia hanya menundukan kepalanya.

“Tak apa mungkin butuh pendekatan ekstra.” Batin Erin.

R E M B U L A N  M A L A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang